Pendidikan

Mendikbud: Malang Harus Jadi Pelopor Penerapan Pendidikan Karakter

Jumat, 02 September 2016 - 14:01 | 25.64k
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy. (foto: Muhammad Agus Salim/ TIMESIndonesia)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy. (foto: Muhammad Agus Salim/ TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, meminta Malang, Jawa Timur ikut serta membantu penerapan pendidikan karakter. Apalagi dirinya dari Malang.

"Saya mohon kalau bisa Kabupaten Malang juga menjadi pelopor penerapan pendidikan karakter yang diplesetkan jadi full day," jelas Muhadjir, saat mengunjungi SDN Mangliawan I, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (2/9/2016).

Menurut Muhadjir, pihaknya juga meminta kesediaan Pemerintah Kabupaten Malang untuk menjadi pilot project penerapan kokurikuler.

"Mohon, Malang nantinya bisa menjadi contoh. Karena saya dari Malang. Tapi bagi sekolah yang belum siap tidak usah diterapkan dulu," harapnya.

Karena, jelas Muhadjir, pendidikan karakter bagi anak itu sangat penting. Sebab, dengan pendidikan karakter, anak didik bisa lebih tangguh.

"Melalui pendidikan karakter ini, kita akan melahirkan generasi yang tahan banting, tidak lembek, tidak rapuh, tidak sedikit-sedikit wadul," katanya.

Pendidikan karakter melalui kokurikuler katanya, akan dikemas dengan kegiatan yang menyenangkan, supaya anak didik lebih enjoy dengan adanya kegiatan itu.

"Kokurikuler itu untuk menigkatkan, memantapkan pendidikan karakternya. Jadi, semunya mengarah ke pembinaan rohani, bermain, jadi yang santai-santai saja," kataya.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Malang Rendra Kresna menyambut baik permintaan Mendikbud tersebut.

Menurut Rendra, kokurikuler sangat tepat jika diterapkan di sekolah yang ada di perkotaan. "Saya kira itu bagus untuk ditingkatkan di perkotaan," akunya.

Karena pada dasarnya yang harus betul-betul dijaga anak-anak itu pada waktu diantar sekolah dan sepulangnya.

Selain itu, Rendra juga menyebutkan bahwa adanya program kokurikuler oleh Mendikbud itu, sangat membantu terhadap keamanan anak didik.

Namun, Rendra mengaku, bahwa program kokurikuler itu belum tepat jika diterapkan di pedesaan. 

Mengapa? Sebab tambah Rendra, anak didik di pedesaan sudah menjalani kegiatan sehari penuh. Mislanya, pagi sampai siang menjalani sekolah formal, sore dan malam hari, sekolah diniyah dan ngaji di langgar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES