Akibat Cuaca, Panen Garam di Tuban Merosot
TIMESINDONESIA, TUBAN – Terpengaruh cuaca yang dikenal dengan kemarau basah, hasil panen garam di Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Jatim), merosot tajam di banding tahun lalu.
Data yang diterima TIMESIndonesia dari kantor Dinas Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Tuban, selama tahun 2015, hasil panen garam dari luasan tambak garam sebanyak 271 hektar, mampu menghasilkan sebanyak 29. 425 ton.
"Tahun 2016, bulan delapan (Agustus, red) ini hanya mampu panen 100 ton saja. Padahal, tahun 2015 lalu, hasil panen garam di bulan delapan saja sudah mampu menghasilkan sekitar 4 ribu ton garam," keluh Widodo, Penyuluh Perikanan Bantu, Selasa (30/08/2016).
Merosotnya hasil panen garam ini, sambung Widodo, di sebabkan faktor cuaca yang biasa di kenal dengan kemarau basah. Kemarau basah terjadi sejak bulan Januari hingga saat ini.
“Antisipasi untuk menanggulangi kami sudah ada, namun biayanya terlalu tinggi, sementara harga garam murah," kata Widodo.
Sementara itu, Kepala Bidang Kelautan Pesisir dan Pengawasan, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tuban, Umi Khulsum, menilai, anomali cuaca merupakan kehendak alam.
"Memang garam itu tergantung cuaca karena tidak bisa menanggulangi karena itu kehendak alam. Kita hanya menghimbau ke para petambak supaya pintar meminimalisir anggaran produksi," tutur Umi.
Lebih lanjut, Umi membeberkan petambak garam di Tuban, tercatat sebanyak 412 orang, dan tersebar di dua kecamatan. "Masing - masing 371 orang penambak berada di Kecamatan Palang dan, 41 orang penambak garam berada di Kecamatan Tambakboyo," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Ardiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |