Peristiwa Daerah Nasib Tembakau Indonesia

Harga Tembakau Anjlok, Petani Alami Kerugian Besar

Senin, 29 Agustus 2016 - 15:07 | 91.85k
Petani tembakau sedang menyiram tembakau yang hampir di panen di Basoka Rubaru Sumenep. (Foto / Busri Toha / TIMESIndonesia)
Petani tembakau sedang menyiram tembakau yang hampir di panen di Basoka Rubaru Sumenep. (Foto / Busri Toha / TIMESIndonesia)
FOKUS

Nasib Tembakau Indonesia

TIMESINDONESIA, SUMENEP – Sejumlah petani tembakau di Dusun Batoguluk, Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mengeluh dengan anjloknya harga tembakau. Harga tembakau yang rendah membuat petani merugi.

Berdasarkan pantauan TIMESIndonesia, Senin (29/8/2016), para petani tembakau sebagian masih menyiram tembakau dan sebagian lainnya sudah banyak yang panen. Namun, mereka yang sudah panen masih tetap mengeluh karena harganya jauh dari harapan para petani.

BACA JUGA: Petani Menilai Kenaikan Harga Rokok Hanya Untungkan Pabrik Rokok

Untuk saat ini, tembakau kualitas bagus hanya dihargai paling tinggi Rp 27 ribu per kilogram, sedangkan tembakau kualitas paling jelek ditingkatan pengepul hanya dibeli Rp 20 ribu.

"Padahal pada musim panen tahun lalu, tembakau kualitas bagus bisa mencapai harga Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu," kata Mohammad Rikwan, petani tembakau.

Rikwan mengatakan, pada musim tanam tembakau tahun ini, dirinya tanam tembakau hingga 20 ribu bibit.  Dari bibit itu, seluruh pembiayaan yang harus dikeluarkan baik untuk air maupun ongkos kerja, menghabiskan hingga Rp 5 juta.

”Itu kalkulasi secara keseluruhan menghabiskan Rp 5 juta. Bukan dikalkulasi secara rinci. Artinya, orangnya yang bekerja tidak masuk dalama hitungan itu. Bahkan, biaya dapur pun tidak masuk dalam hitungan itu,” terang Rikwan.

Dia mengatakan, jika dihitung secara rinci, pasti biaya yang harus dikeluarkan akan lebih dibandingkan dengan uang yang telah keluarkan untuk modal. Namun, dari hasil tersebut tetap saja tidak bisa menutupi utang untuk biaya modal tanam tembakau.

BACA JUGA: Rokok Ilegal Laris Manis di Sumenep

”Bayangkan, dari tanaman bibit tembakau itu hanya bisa meraup uang Rp 2,5 juta. Jadi, ini sudah rugi separuh," terangnya.

Semestinya, jika sekarang muncuat isu kenaikan harga rokok hingga Rp 50 ribu, diikuti pula dengan kenaikan harga tembakau sehingga petani tembakau tidak selalu menjadi korban akibat kebijakan yang tidak memihak kepada masyarakat.

”Ini sangat merugikan kepada petani tembakau. Normalnya, agar petani tembakau tidak rugi, minimal harga tembakau bisa mencapai 80 ribu per kg sehingga petani tembakau tidak selalu alami kerugian besar tiap tahun,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES