Peristiwa Daerah

Begal Semakin Marak, Mahasiswa Merasa Terancam

Senin, 29 Agustus 2016 - 09:57 | 89.17k
HMI Bangkalan bersama mahasiswa UTM saat menggelar FGD terkait maraknya begal di wilayah Kecamatan Kamal, Minggu (28/8/2016) malam.(foto: Doni Heriyanto/TIMESindonesia)
HMI Bangkalan bersama mahasiswa UTM saat menggelar FGD terkait maraknya begal di wilayah Kecamatan Kamal, Minggu (28/8/2016) malam.(foto: Doni Heriyanto/TIMESindonesia)

TIMESINDONESIA, BANGKALAN – Maraknya aksi begal di wilayah Kecamatan Kamal membuat mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Jawa Timur merasa terancam keselamatannya. Apalagi, kasus pencurian dan kekerasan itu, tidak mengenal tempat dan waktu.

Berangkat dari keresehan tersebut, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bangkalan menggelar Fokus Group Discussion (FGD) di kantor Kecamatan Kamal yang dihadiri langsung oleh Kapolres Bangkalan, Kapolsek Kamal, Kapolsek Socah, dan perwakilan Danramil Kamal.

"Kami menginginkan solusi konkrit untuk memberantas begal. Karena dari sejumlah kasus yang terjadi, korbannya adalah mahasiswa," tegas Ketua HMI Bangkalan, Angga Dwi Arifardi Essala, Minggu (28/8/2016) malam.

Begal, kata Angga merupakan permasalahan klasik yang tak kunjung tertangani dengan baik oleh pihak kepolisian.

Keberadaan pelaku kejahatan ini semakin merajalela, bahkan dengan beraninya melakukan aksinya disiang bolong dan tidak segan-segan melukai korbannya.

"Kami ingin hidup tentram, nyaman dan keselamatan mahasiswa khususnya dan warga umumnya bisa terjamin," cetusnya.

Presiden mahasiswa UTM, Fadhol menambahkan pihak kepolisian maupun yang lain belum mampu menangangi kasus begal dan pencurian di sekitar kampus UTM. Kehadiran polisi belum bisa membuat mahasiswa merasa aman ketika beraktivitas di luar.

"Maling, dan pelaku begal lebih pintar membaca situasi. Nah, sekarang bagaimana polisi harus bisa mendeteksi secara dini," ucapnya.

Menanggapi keresahan mahasiwa, Kapolres Bangkalan, AKBP Anissullah M Ridha menuturkan pengamanan wilayah Kamal sudah diperletat, yang didukung dari Polsek Socah, Kamal dan Sukolilo. Namun, diakui sistem pengamanan belum bisa membuahkan hasil seperti yang diharapkan bersama.

"Jangan pernah berpikir menjaga keamanan hanya tugas kepolisian. Tapi peran serta dari masyarakat juga dibutuhkan," jelas Anissullah.

Upaya penanganan polisi yang dilakukan sambung perwira kelahiran Aceh itu, melakukan pengamanan terbuka dan tertutup. Berupa penggalangan-penggalangan maupun bersifat edukatif dengan cara merangkul kelompok tertentu dan tokoh masyarakat.

"Kami tetap selalu berupaya semaksimal mungkin menanggulangi kejahatan," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES