Peristiwa Nasional

Riset: Indonesia Banyak Dilirik Investor Tiongkok

Minggu, 28 Agustus 2016 - 16:05 | 42.49k
Ilustrasi Properti, Minggu, (28/8/2016) (foto: news.rumahrei)
Ilustrasi Properti, Minggu, (28/8/2016) (foto: news.rumahrei)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah laporan riset Property Guru Group menyatakan Indonesia merupakan negara yang banyak menawarkan keuntungan investasi di bidang properti. Dari laporan tersebut, Indonesia menduduk peringkat 8 dari 10 besar nagara yang dilirik investor Tiongkok.

“Para investor properti di China tidak dapat membeli properti secara bebas karena peraturan pemerintah sehingga mereka memilih negara-negara yang menawarkan keuntungan menarik,” ujar Manajer Perwakilan Rumah.com, anak perusahaan Wasudewan, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, (28/8/2016).

Dari laporan Wasudewan tersebut dikemukakan, Indonesia menduduki peringkat ke delapan dari sepuluh negara yang sejajar dengan Australia, Jepang, serta Kanada.

Dari sebuah riset tantang perilaku para investor yang dilansir dari situs juwai.com, Singapura menjadi pilihan utama dan mengalahkan Amerika Serikat, Hong Kong, dan Taiwan.

Diungkapkan, para investor lebih menyukai tipe properti perumahan (97 persen) dari pada komersial (3 persen), dengan ukuran dua kamar tidur (41 persen).

Terdapat empat hal utama yang menjadikan para investor properti tertarik menanamkan modalnya diluar negeri, yakni emigrasi, pendidikan, investasi dan gaya hidup. 

Emigrasi, beberapa negara menawarkan kewarganegaraan melalui investasi dalam properti.

Berbeda dengan program imigrasi biasa, investor berhak melakukan perjalanan dan tinggal di negara tujuan tanpa harus menetap dan tetap membayar pajak.

Kedua pendidikan, diketahui jumlah pelajar asal Tiongkok di luar negeri terus bertambah dengan komposisi 31 persen pelajar asing di Amerika Serikat atau sekitar 304 ribu pada tahun 2014/2015.

Kemudian, dikemukakannya, alasan ketiga adalah investasi yang dianggap lebih menguntungkan daripada di Tiongkok sendiri karena harga properti yang relatif mahal. Terakhir, alasan keempat adalah gaya hidup dan pesiar.

"Di China, tidak semua masyarakat dapat membeli properti di area tertentu, misalnya investor asal kota Shuzou tidak bisa membeli properti di kota besar, seperti Shanghai atau Beijing, karena ia tidak terdaftar sebagai penduduk kedua kota," catatnya.

Karena itu, ia menambahkan bahwa warga Suzhou lebih memilih berinvestasi di kota-kota besar lain, seperti Singapura atau Sydney yang menawarkan nilai investasi lebih menarik.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : CNN Indonesia

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES