Tim Sergap Mabesad Tinjau Penggilingan Lamongan
TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Tim Mabes TNI Angkatan Darat (Mabesad), melakukan peninjauan serapan gabah di wilayah Kodim 0812 Lamongan di area penggilingan, UD. Al-Jazeera, di Desa Banjarmadu, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur (Jatim), Jumat (26/8/2016).
"Kunjungan kerja guna mendukung pelaksanaan kegiatan monitoring dalam pencapaian target serapan gabah petani secara langsung di wilayah dan bagaimana kinerja Bulog di lapangan dalam penyerapan gabah petani," jelas Ketua Tim Mabesad, Brigjen TNI Agus Heru Prasetyo.
Lebih lanjut, Ia menegaskan, Kodim, Dinas Pertanian dan Bulog merupakan tim terpadu dalam peningkatan ketahanan pangan. "Untuk para gapoktan ini adalah program ketahanan pangan nasional," sambung dia.
Peninjauan di penggilingan padi milik Siti Mahroah sebagai langkah untuk mendukung, mensukseskan program pemerintah dalam pencapaian swasembada pangan dan menuju kedaulatan pangan.
"Maka kami mengharapkan Bulog dapat mencapai target yang sudah di tetapkan pemerintah," tambah Brigjen Agus.
Sementara itu, Kolonel Kav Lumintang mengatakan, potensi lahan pertanian di Lamongan cukup luas. Namun, hasil dari komunikasi dengan poktan, target saat ini masih jauh dari harapan yang dicanangkan.
"Pekerjaan ini yang harus di selesaikan, yang berperan dalam ketahanan pangan dalam hal ini adalah gapoktan dan poktan karena inilah yang mempunyai stok barang," pintanya.
Lebih jauh, Kolonel Kav Lumintang menambahkan pemerintah akan berusaha menstabilkan harga gabah.
"Supaya pemerintah tidak sampai mengimpor beras keluar negeri dan pemerintah memberikan subsidi pupuk dan bantuan alat pertanian ke petani dengan harapan para petani dapat menjual hasil panennya kepada pemerintah dalam hal ini Bulog," ujarnya.
Sedangkan Dandim 0812 Lamongan Letkol Inf Jemz Andre Ratu Edo menyebut, kunjungan itu merupakan forum komunikasi, sehingga Bulog dapat mencapai target dalam penyerapan gabah petani.
"Para gapoktan dan poktan agar di sampaikan kendala yang ada di lapangan, agar pemerintah bisa menyelesaikan dan memfasilitasi para gapoktan," tuturnya.
Di sisi lain, Ketua gapoktan Desa Latukan Bambang Sutejo mengeluhkan harga beli pemerintah atas gabah petani.
"Saat ini lebih mahal harga swasta di bandingkan harga pemerintah, kami sebagai petani mengharapkan agar menaikan lagi harga jual gabah dari Bulog," keluhnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rochmat Shobirin |