Peristiwa Daerah

Musda ke-IV PAN Lamongan Deadlock

Jumat, 26 Agustus 2016 - 12:22 | 99.19k
Peserta Musyawarah Daerah (Musda) ke-IV Dewan Pimpinanan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN), di Gedung Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lamongan, Jumat (26/8/2016) bersitegang. (Foto : Ardiyanto/TIMESIndonesia)
Peserta Musyawarah Daerah (Musda) ke-IV Dewan Pimpinanan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN), di Gedung Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lamongan, Jumat (26/8/2016) bersitegang. (Foto : Ardiyanto/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) ke-IV Dewan Pimpinanan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN), yang berlangsung di Gedung Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Jumat (26/8/2016), berakhir 'deadlock' alias tanpa menghasilkan keputusan apa-apa.

Ini terjadi setelah ada tarik ulur antara pimpinan sidang yang merupakan perwakilan DPW Jatim, Basuki, dengan peserta Musda ke-IV dalam penentuan mekanisme pemilihan Ketua DPD Lamongan periode lima tahun ke depan.

"Kami ingin diberi hak untuk memilih, kami minta demokratis. Kami sudah 5 tahun ingin memilih pemimpin kami sendiri," koar satu diantara peserta Musda ke-IV.

Para peserta Musda ke-IV menolak para calon tim formatur yang telah direkomendasikan oleh DPW PAN Jatim. Bahkan, peserta sempat merangsek ke depan, ada pula sesama peserta yang sempat bersitegang dan hampir terjadi kontak fisik.

"Empat anggota formatur dipilih DPC dan DPR, kita ingin proses seperti diinginkan DPC dan DPR. Kami sepakat formatur, tapi empat anggota formatur tetap di pilih peserta Musda," lanjutnya.

Kondisi memanas antara kubu Amar Syaifudin dan Husnul Aqib yang mencalonkan Ketua DPD PAN Lamongan. Melihat peserta Musda yang bersitegang, Aqib yang merupakan Anggota DPRD Jatim meneteskan air mata.

Ketua sidang, Basuki Babussalam berusaha meluruskan aturan partai. Namun, sebagian peserta Musda tetap ngotot untuk memilih tim formatur sendiri tanpa melalui DPW. 

"Saya bisa melanjutkan kalau semua sesuai koridor yang ada. Kalau saya tidak sesuai ini saya bisa pecat," ucapnya.

Menurut pria yang merupakan anggota DPRD Provinsi Jatim, mengaku mekanisme yang ditempuh persidangan sudah sesuai mekanisme organisasi atau aturan partai. 

Basuki mengancam peserta Musda untuk menghentikan sidang dengan mengatakan akan pulang ke Surabaya. "Kalau tidak saya pulang," tegasnya. Mendengar ucapan itu peserta Musda justru menyuruhnya pulang.

Dan akhirnya, Musda yang digelar untuk memilih ketua DPD baru tersebut berakhir deadlock sebelum penetapan empat calon formatur DPD PAN. 

"Keputusan DPW deadlock, kita minta bersabar atas keputusan DPW," ucap satu diantara calon Ketua DPD PAN, Aqib.

Aqib membeberkan, sebagian peserta Musda meminta pemilihan peserta Musda dari tingkat ranting dan DPC di beri hak suara. 

Namun, sebagian peserta lainnya dan pimpinan sidang, bersikukuh dengan memegang prinsip musyawarah yang diambil empat formatur dari 17 calon ketua DPD PAN Lamongan yang mengajukan.

"Tapi teman-teman DPW juga memegang prinsip. Dari teman-teman yang mencalonkan formatur tidak menerima untuk dicoret, jadi ada perdebatan itu, kita ambil hikmahnya dari itu," lanjutnya.

Alhasil, dalam Musda ke-IV PAN Lamongan belum menghasilkan Ketua DPD setempat periode lima tahun ke depan. "Kita akan bersama-sama membesarkan PAN, kita bersabar apa yang nanti akan menjadi keputusan DPW dan DPD, kita bersabar untuk melaksanakan tugas masing-masing," tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES