Bupati Pamekasan: Rokok Diributkan Miras Dibiarkan
TIMESINDONESIA, PAMEKASAN – Bupati Pamekasan, Achmad Syafii, heran dengan maraknya perbincangan di berbagai media terkait dengan desakan kenaikan harga rokok per bungkus Rp 50.000. Padahal, ada yang lebih membahayakan dari rokok, yakni minuman beralkohol atau minuman keras.
Menurut Syafii, miras sangat membahayakan karena dampaknya sangat banyak. Orang yang sudah mabuk karena minuman keras, cenderung akan melakukan kekerasan dan kejahatan.
"Kalau bahaya miras sangat nampak. Sementara rokok masih diperdebatkan oleh para pakar kesehatan," kata Achmad Syafii.
Dijelaskan Syafii, seharusnya pemerintah lebih serius mengatur soal miras. Di beberapa daerah, banyak pedagang menjualnya secara bebas. Sehingga warga juga leluasa untuk mengkonsumsinya.
"Kalau di Pamekasan sudah jelas punya aturan tentang larangan minuman beralkhol karena dampaknya yang kami fikirkan," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Pemkab Pamekasan bersama dengan DPRD Pamekasan, akan memberikan pernyataan resmi bersama untuk menolak rencana kenaikan harga rokok yang berlipat ganda. Tujuannya, agar petani tembakau di Pamekasan tetap memiliki masa depan yang baik.
"Petani tembakau harus dilindungi dari hal-hal yang bisa mematikan ekonominya. Maka secara tegas saya menolak rencana kenaikan harga rokok," tegas politisi Partai Demokrat ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rochmat Shobirin |