Peristiwa Daerah

Tembakau Naa Oogst Tak Terpengaruh Isu Rokok Naik

Kamis, 25 Agustus 2016 - 08:42 | 143.91k
Ilustrasi Tanaman Tembakau (Foto: korannusantara)
Ilustrasi Tanaman Tembakau (Foto: korannusantara)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Harga tembakau jenis Besuki Naa Oogst Tanam Awal (Besnota) di Jember, Jawa Timur, tak terpengaruh isu kenaikan harga rokok yang mencapai Rp 50 ribu per bungkus.

Meski di sejumlah daerah di Jatim isu ini menjadi alat tengkulak untuk mengambil tembakau petani dengan harga rendah.

Menurut Heri Susanto, tahun ini harga tembakau di tingkat petani cukup tinggi. Petani tembakau Besnota asal Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan, Jember, ini menyebut untuk kualitas bagus harganya bisa mencapai Rp 7 juta hingga Rp 8 juta per kuintal.

“Jika dibandingkan 2015 kemarin, harganya jauh lebih mahal tahun ini,” katanya, Kamis (25/8/2016).

Kendati demikian, pada tahun ini produktifitas tembakau petani menurun karena curah hujan yang cukup, sehingga banyak tanaman mati sebelum dipanen.

“Sekitar 10 persen tanaman tembakau yang mati, sementara sekitar 10 persennya lagi pertumbuhannya tidak normal. Ada yang tumbuh pendek dan daunnya keriting,” ujarnya.

Heri mengaku, sejauh ini belum ada dampak yang merugikan petani temabakau Besnota akibat bergulirnya isu kenaikan harga rokok yang merupakan hasil survei Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tersebut.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Soeseno menuturkan, tak terpengaruhnya tembakau naa oogst tersebut karena tembakau jenis ini lebih spesifik untuk bahan cerutu, yang pangsa pasarnya berada di luar negeri.

“Tembakau ini komoditi ekspor yang fluktuasi harga ditentukan permintaan luar negeri. Jadi wajar jika tak terpengaruh isu kenaikan harga rokok,” katanya, kepada TIMESIndonesia di Jember, kemarin.

Sebelumnya, Bupati Jember, Faida, juga tak merisaukan wacana kenaikan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus itu. Bupati Faida justru melihat ada potensi untuk mendongkrak nilai ekspor tembakau dari Jember, khususnya tembakau jenis naa oogst.

“Jika benar naik menjadi Rp 50 ribu per bungkus yang akan bergeser hanya konsumen (lokal) nya. Terutama orang-orang yang belum mampu memenuhi kebutuhan dasar, sehingga konsumsi rokoknya akan menurun,” ujarnya, Selasa (23/8/2016).

Kondisi itu, kata Faida, tak akan mempengaruhi konsumen diluar negeri yang menjadi penikmat rokok cerutu.

“Justru bagi daerah penghasil tembakau seperti Kabupaten Jember ini, bisa menjadi tantangan tersendiri untuk lebih meningkatkan ekspor tembakau (naa oogst). Dan saya kira peluang (ekspor) itu ada,” tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES