Peristiwa Daerah Nasib Tembakau Indonesia

Harga Rokok Naik, Pemerintah Dzalimi Petani Tembakau

Senin, 22 Agustus 2016 - 14:45 | 76.09k
Lahan pertanian tembakau pegungan di Desa Ellak Laok, Kecamatan Lenteng, Sumenep. (Foto: Busri Toha / TIMESIndonesia)
Lahan pertanian tembakau pegungan di Desa Ellak Laok, Kecamatan Lenteng, Sumenep. (Foto: Busri Toha / TIMESIndonesia)
FOKUS

Nasib Tembakau Indonesia

TIMESINDONESIA, SUMENEP – Wacana menaikkan harga cukai rokok dengan diikuti dengan kenaikan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus untuk membuat orang berhenti merokok, mendapatkan penolakan dari petani tembakau Madura, Jawa Timur.

Salah satu petani tembakau, Mohammad Farhan mengatakan, pemerintah hanya berfikir soal pendapatan negara, tetapi harus tidak memikirkan nasib masyarakat kecil. Memang, lanjutnya, menaikkan cukai, barangkali meningkatkan pendapatan negara.

”Namun, nasib masyarakat umum yang merokok, akan semakin menjerit. Bayangkan, harga rokok akan menjadi Rp 50 ribu. Saya yakin, ini akan menjadi persoalan nasional. Presiden Soekarno saja merokok, kok kita mau dilarang,” tegas Mohammad Farhan, petani asal Batugoluk, Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Sumenep, saat berbincang dengan wartawan TIMESIndonesia, Senin (22/8/2016).

Menurutnya, kenaikan rokok jelas akan berimbas kepada pekerja di pabrik. Pabrik akan mem-PHK ribuan karyawannya sehingga pengangguran akan semakin banyak. Sementara, petani tembakau pun akan terkena imbasnya, tembakau tidak akan dibeli.

”Pemerintah jangan mendzalimi masyarakat. Menaikkan harga rokok, jelas itu dzalim. Sebab, kalau rokok dianggap akan membunuh, siapa yang bisa menentukan nyawa dan penyakit seseorang? Ingat, hanya Allah dapat mencabut nyawa hambanya,” tandas pria dua anak sambil menunjukkan lahan pertanian tembakaunya.

Sementara, petani lainnya, Zainuddin menuturkan, sangat mendukung rencana pemerintah agar menghentikan anak merokok. Namun, menghentikan anak merokok bukan berarti harus membuang rokok itu sendiri.

”Jika pemerintah menggunakan cara begitu, saya tidak akan menjamin seseorang akan berhenti merokok. Jika seseorang merokok tanpa menggunakan cukai, alias bikin sendiri seperti mesel, apa salah?,” tukasnya penuh tanda tanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES