Indonesia Positif Hari Merdeka

Gus Kikin: Santri Harus Mampu Membuat Sejarah

Rabu, 17 Agustus 2016 - 22:14 | 131.10k
KH Abdul Hakim Mahfudz menyerahkan hadiah kepada dua santri di sela Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI di Tebuireng. (foto: AJP.TIMESIndonesia)
KH Abdul Hakim Mahfudz menyerahkan hadiah kepada dua santri di sela Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI di Tebuireng. (foto: AJP.TIMESIndonesia)
FOKUS

Hari Merdeka

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Perjuangan kemerdekaan tidak bisa dilepaskan dari peran para ulama, kaum terdidik, dan elemen pondok pesantren. Meski kemerdekaan diperjuangkan oleh semua elemen bangsa, gagasan-gagasan utamanya dibentuk dan didorong oleh lapisan masyarakat yang berkesempatan meraih pendidikan pada masa itu. Karena itu, santri sebagai pemilik masa depan harus mampu membuat sejarah.

Hal itu disampaikan Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz saat menjadi inspektur upacara dalam Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-71, Rabu (17/8). Upacara yang diikuti seluruh unit pendidikan yang berada di lingkungan Pesantren Tebuireng itu melibatkan sedikitnya 4.000 santri dan 430 guru dan karyawan.

Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Kikin ini, kemerdekaan digagas dan diperjuangkan bukan hanya untuk menggulung kolonialisme. Lebih dari itu, kemerdekaan dimaksudkan untuk meraih kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Generasi terdahulu telah berhasil secara gemilang menggulung kolonialisme. Kini giliran kita untuk meneruskan kerja sejarah bangsa ini. Peringatan 71 tahun kemerdekaan ini adalah pengingat dan penanda bagi kita semua untuk bekerja semakin keras dalam mengisi kemerdekaan," ungkapnya di hadapan peserta upacara.

Selain kunci penting kemerdekaan, keterdidikan juga menjadi kunci penting untuk meraih kemajuan bangsa. "Dengan keterdidikan, kita bisa meraih kemajuan dan membuat bangsa kita lebih dari sekadar sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju," tuturnya.

Sebagai pesantren yang mempunyai andil besar dalam perjuangan kemerdekaan, Gus Kikin mengajak seluruh santri dan guru di lingkungan Pesantren Tebuireng untuk bekerja keras menyiapkan generasi emas Indonesia pada 2045.

"Bagi para guru, mendidiklah dengan hati dan sepenuh hati, dengan keluhuran budi pekerti dan keteladanan serta keluasan pengetahuan, agar bisa menginspirasi dan menjadi teladan bagi generasi yang akan datang," pesannya.

"Kepada para pelajar, kami berharap kalian akan menjadi generasi penerus yang dapat membawa kejayaan bangsa dan negara Indonesia di masa mendatang. Kalian bisa berkiprah sesuai profesi masing-masing, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pesantren Tebuireng," tuturnya.

Untuk itu, bapak dua anak itu berpesan agar seluruh santri belajar dan bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita. “Kalian adalah pemilik masa depan. Belajarlah dengan keras, tuntas dan sepenuh hati. Jangan menunggu, tapi tempalah kepribadianmu dan kembangkan prestasimu. Jalin persahabatan dengan teman-temanmu, serta hormatilah orang tua dan gurumu. Jadikan mereka suluh hidupmu, ” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Kikin memberikan apresiasi dan hadiah kepada dua pelajar Tebuireng yang telah mengharumkan nama Indonesia di ajang International Mathematics Contest di Singapura (IMC Singapore). Ajang bergengsi yang digelar pada 29 Juli-1 Agustus lalu itu diikuti 11 negara, antara lain Indonesia, Tiongkok, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Filipina, Korea, Thailand, Iran, Singapura dan Vietnam.

Himmayatussorofil Maulida, siswi SMA Trensains Tebuireng yang meraih medali emas dalam ajang bergengsi tersebut, mendapatkan piagam penghargaan dan hadiah sebesar Rp 5 juta. Sedangkan Sinergy Muharram, siswa Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng yang meraih medali merit mendapatkan piagam penghargaan dan hadiah sebesar Rp. 2 juta. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES