Peristiwa Nasional

Anak Suka Dandan Ternyata Bahaya, Ini Alasannya

Jumat, 12 Agustus 2016 - 08:00 | 217.51k
Ilustrasi anak bersolek (Foto: baruaja)
Ilustrasi anak bersolek (Foto: baruaja)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Melihat anak perempuan kecil yang bersolek naluri orang tua pasti gembira. Selain lucu, berdandan di usia dini malah dijadikan ‘hiburan’ baik bagi orang tua maupun anak. Tapi siapa sangka justru dandan kala usia dini justru punya pengaruh buruk pada perkembangan anak di kemudian hari. Berikut penjelasanya.

Sebagaimana dilansir di situs national geographic,  para ahli justru mengkhawatirkan, penggunaan make up pada anak-anak yang membuat mereka ‘seakan’ menjadi remaja lebih awal. Mereka mulai berperilaku dan menganggap diri mereka sebagai remaja atau orang dewasa yang matang yang siap melakukan banyak hal laiknya orang dewasa. Jika hal itu berlanjut maka bukan tidka mungkin berbagai hal ‘tabu’ yang belum waktunya diketahui atau dilakukan menjadi sesuatu yang wajar.

Dr Kersi Chavda, konsultan psikiater dari Hinduja Healthcare Surgical menjelaskan, telah terjadi perubahan definisi usia remaja, yang semula 13-14 tahun menjadi menurun atau lebih muda. “Harusnya usia remaja sebagaimana terjadi turun menurun adalah pada usia 13 – 14 tahun. Namun angka itu kini malah tertekan ke belakang alias remaja lebih cepat,” katanya.

Hal itu membuat mereka yang masih berusia anak-anak melakukan perubahan nyata dalam cara berpakaian dan menampilkan diri.  Chavda menjelaskan alasan anak-anak senang menggunakan make up bisa jadi karena mereka merasa tidak senang atau kurang percaya diri dengan penampilan alami mereka, sehingga memaksa memakai make up. “Biasanya memang berasal dari eksperimen orang tua yang ingin anaknya tampil lebih maksimal. Tapi jusru itu sangat tidak baik baik anak-anak,” katanya.

Hampir sama dengan Chavda, Seema Hingorrany, psikolog klinis dan penulis, mengatakan, memakai make up secara teratur pada usia yang jauh lebih muda dapat mendistorsi identitas anak. “Para orang tua sebaiknya, memberitahu kepada anak-anaknya bahwa rasa percaya diri dan harga diri datang dari cara mereka membawa diri, bukan dari cara mereka melihat,” katanya.

“Mereka menilai bahwa orang lain menilai diri mereka dari cara berpakaian dan make up yang digunakan,” tambah dr Parul Tank, psikiater dan terapis. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : National Geographic

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES