Peristiwa Daerah

Ribuan Pengelola Pesantren 'Ngaji' Manajemen Pesantren di UIN Malang

Jumat, 29 Juli 2016 - 20:55 | 117.28k
Sesi Diskusi tentang pemberdayaan pesantren dalam rangkaian acara '1st Internasional  conference of Pesantren 2016' di UIN Maliki Malang, Jumat (29/7/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)
Sesi Diskusi tentang pemberdayaan pesantren dalam rangkaian acara '1st Internasional  conference of Pesantren 2016' di UIN Maliki Malang, Jumat (29/7/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Pusat Ma'had Jami’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang menggelar acara 1st International Conference of Pesantren (1CP) untuk mengkaji perkembangan dan inovasi di bidang pengelolaan dan pengembangan pesantren.

Acara yang dikemas sederhana itu ditujukan untuk seluruh pengelola manajemen pesantren, baik dari para pendidik, administrator, pengelola/pemimpin, pembuat kebijakan, peneliti, akademisi, mahasiswa pascasarjana, praktisi, dan profesional lainnya yang ingin bertukar ide baru dalam pengelolaan pesantren.

"Kami ingin menunjukkan dinamika pesantren yang luar biasa itu memiliki potensi, kualitas manajemen dan gerakan sosial dengan misi mahdatul jami' ah," kata Abdul Malik Karim Amrulllah, Ketua pelaksana, kepada TIMESIndonesia, Jumat (29/7/2016).

Pada acara yang berlangsung sejak 29-30 Juli 2016 itu, para peserta akan mendapatkan gambaran mengenai permasalahkan seputar pesantren. Mulai dari pengembangan, harapan pesantren untuk maju.

Cara apa yang ditempuh pesantren untuk bertahan hidup, langgkah-langkah pesantren terhadap dunia luar, pengelolaan lembaga dan finansial, hingga cara pesantren bertahan dalam menghadapi globalisasi. "Strategi itu yang nantinya akan dibahas," akunya.

Menurutnya, pihaknya ingin memberikan pengetahuan kepada semua pihak yang mengelola pesantren soal kebutuhan pesantren saat ini.

"Saat ini, pesantren bukan hanya mencetak santri yang memiliki pemikiran luar biasa. Tapi juga diperlukan sprirtual yang tinggi," tambahnya. 

Selain itu, sebagai satu-satunya lembaga perguruan tinggi berbasis pesantren, dalam acara tersebut, UIN Maulana Maliki Ibrahim juga akan menghadirkan 53 narasumber. Yakni, narasumber utama adalah Dr Khalid bin Muhammad Ad-Daham (Direktur LIPIA Saudi Arabia - Jakarta).

presentasi-UINNvqoe.jpg

Presentasi mengenai menejemen dan stategi pengembangan pesantren dalam '1st Internasional conference of Pesantren 2016' di UIN Maliki Malang, Jumat (29/7/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)

Selain itu, juga akan hadir sebagai narasumber adalah KH A Hasyim Muzadi, Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Prof Dr H Imam Suprayogo, mantan Rektor UIN Maliki Malang, Dr H Mochsen, MM, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pesantren Kemenag RI.

Selanjutnya adalah Prof Dr Wan Hazman binti Wan Ahmad, dari Universitas Malaya, Malaysia, dan Dr Jaber Emhemed Shariha dari Otoritas Kontrol Administrasi Kenegaraan Libiya.

Sementara itu, menurut Rektor UIN Maliki Malang, Prof Mudjia Rahardjo, bahwa UIN Malang telah mulai merintis sekaligus memprakarsai untuk membangun ma'had, dengan segala dinamikanya. Sehingga, banyak dari berbagai Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia datang untuk belajar di UIN.

Untuk mewujudkan hal tersebut UIN Maliki Malang, sudah menjadi rujukan dari 370 mahasantri, yang terdiri dari 26 negara. 

"Hal ini adalah kerja besar. Bukan hanya kerja kertas, melainkan juga kerja mental yang dilakukan oleh seluruh civitas akademika UIN Malang," akunya.

Keresahan global yang semakin hari semakin tidak kondusif katanya, lembaga seperti mahad adalah solusi dalam mengatasi permasalahan yang ada melalui pendalaman spiritualitas kepada generasi muda atau para mahasiswa.

"UIN Malang ingin mengorbitkan orang pinter yang juga baik, orang baik yang juga pinter. Yaitu generasi yang dihasilkan tidak hanya dari teks akademik, melainkan juga dari proses pembinaan  kegamaan melalui makhad," jelasnya.

Di hari pertama, sudah hadir beberapa narasumber. Diantaranya Dr Khalid bin Muhammad Ad-Daham, Direktur LIPIA Saudi Arabia ,Jakarta, KH A Hasyim Muzadi, Imam Suprayogo, Dr H Mochsen, MM, Prof Dr Wan Hazman binti Wan Ahmad dari Universitas Malaya, Malaysia, dan Dr Jaber Emhemed Shariha dari Otoritas Kontrol Administrasi Kenegaraan Libiya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES