Peristiwa Daerah Bondowoso Republik Kopi

Puslit Koka Indonesia: Kopi Bondowoso Sudah Ada di Puncak

Selasa, 26 Juli 2016 - 15:56 | 112.35k
Bupati Bondowoso Amin Said Husni (enam dari kiri) bersama peneliti Puslit Koka Indonesia dan jajaran Forpimda Kabupaten Bondowoso, di stand Puslit Koka dalam acara Festival Kopi Nusantara Minggu (24/7/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMESIndonesia)
Bupati Bondowoso Amin Said Husni (enam dari kiri) bersama peneliti Puslit Koka Indonesia dan jajaran Forpimda Kabupaten Bondowoso, di stand Puslit Koka dalam acara Festival Kopi Nusantara Minggu (24/7/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMESIndonesia)
FOKUS

Bondowoso Republik Kopi

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Keberhasilan kopi Bondowoso, Arabica Java Ijen Raung semakin dikenal luas menjadi bukti sinergi antar pihak dalam komitmen pengembangan biji hitam ini. Model yang diterapkan dalam pengembangan kopi di Bondowoso sepatutnya menjadi model bagi daerah lain.

“Melihat perkembangan kopi Bondowoso, sudah selayaknya menjadi model. Beberapa daerah yang berkunjung dan belajar di Puslit Koka (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia –red), meminta untuk diantar ke Bondowoso,” kata Dr Misnawi, Kepala Puslit Koka Indonesia, saat talkshow di Festival Kopi Nusantara 2016 di Bondowoso.

Permintaan sejumlah daerah tersebut, lanjutnya, karena gaung kopi Bondowoso sudah menjadi konsumsi publik perkopian, apalagi daerah yang berada di timur Pulau Jawa ini sudah menjadi ‘Republik Kopi’.

Menurut Misnawi, keberhasilan dalam pengembangan kopi Bondowoso, tidak terlepas dari kesepakatan sinergi berbagai pihak melalui MoU (memorandum of understanding) yang benar-benar dilaksanakan.

“Masing-masing pihak yang terlibat dalam MoU benar-benar menunjukkan komitmennya,” tegas pria lulusan Pascasarjana Universiti Putra Malaysia ini.

Dia menyampaikan, langkah nyata sebagai komitmen bersama untuk mengembangkan kopi Bondowoso datang dari berbagi pihak.

“Pihak pemerintah pusat dan daerah, industri perbankan nasional maupun operasional, pusat penelitian, petani bersama kelompok tani, hingga eksportir, benar benar memberikan suatu langkah yang membawa kopi Bondowoso dari yang dulunya tidak dikenal,” paparnya.

Termasuk dukungan dari Perhutani, yang menurutnya membuktikan bahwa kerjasama berbagai pihak dapat menjadikan kopi Bondowoso semakin dikenal.

“Kopi Bondowoso ini tidak akan ada apa-apanya baik dari segi kualitas maupun kuantitas tanpa dukungan dari Perhutani,” kata pria kelahiran Jember, Jawa Timur, 50 tahun lalu ini.

Misnawi berpesan, perjalanan kopi Bondowoso yang kini sedang berada di puncak, harus dipelihara agar kualitas dan kuantitas tetap terjaga. Kualitas berkaitan dengan produk dan pelayanannya.

“Ibarat mendaki gunung, Kopi Bondowoso ini sudah ada di puncak. Kalau sudah ada di puncak, peluangnya hanya bertahan atau jatuh. Yang harus dipelihara adalah kualitas dan kuantitas kopinya,” tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES