Peristiwa Daerah

Alhamdulillah, Juminten Warga Miskin Penderita Kanker Bisa Operasi

Minggu, 24 Juli 2016 - 23:20 | 341.22k
Direktur RSUD Blambangan, Banyuwangi. dr Taufik Hidayat (baju putih) saat mendampingi pemeriksaan Juminten, penderita kanker payudara ganas di ruang dokter dokter spesialis bedah. (Foto: Syarif/TIMES Indonesia)
Direktur RSUD Blambangan, Banyuwangi. dr Taufik Hidayat (baju putih) saat mendampingi pemeriksaan Juminten, penderita kanker payudara ganas di ruang dokter dokter spesialis bedah. (Foto: Syarif/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI –  Juminten, warga miskin penderita kanker payudara ganas akan seger menjalni operasi. Wanita asal Dusun Krajan, Desa Bomo, Kecamatan Rogojampi, tersebut akan menjalani operasi di Klinik Bedah Surabaya (KLIBS), Senin (25/7/2016).

“Pak dokter pesan, untuk biaya operasi kami gak usah mikir, itu akan ditanggung beliau dan klinik,” ucap Syaiful, suami Juminten, via selular, Minggu (24/7/2016).

BACA JUGA: Warga Miskin Penderita Kanker Ganas di Banyuwangi Butuh Bantuan

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan ini juga mengaku sangat terbantu dengan adanya pengawalan langsung dari Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan, Banyuwangi, dr Taufik Hidayat sehingga penanganan penyakit istrinya.

Selain operasi gratis, penanganan penyakit istrinya bisa berjalan cepat mengingat istrinya langsung bisa dioperasi, sementara di klinik KLIBS terdapat ratusan pasien yang juga antre untuk operasi

“Kalau gak didampingi bisa antri berhari-hari, tapi Alhamdulillah, ini besok (Senin) sudah bisa operasi,” ungkapnya.

Tapi ada satu yang masih dia risaukan. Yakni biaya untuk kebutuhan hidup dan untuk ongkos transportasi kembali dari Surabaya ke Banyuwangi. Sedang uang bantuan Badan Amil Zakat (BAZ) sebesar Rp 3 juta kini tinggal Rp 600 ribu saja.

Sementara itu, dr Taufik Hidayat, mengucapkan rasa kasih kepada dokter spesialis bedah KLIBS, dr Wigid Dwidjatmoko. Walaupun hari libur masih bersedia melakukan pemeriksaan.

“Salut saya dengan dokter spesialis bedahnya,” katanya.

Dia juga ingin meluruskan pemahaman dimasyarakat terkait perawatan terhadap penderita kanker payudara ganas. Sesuai prosedur medis, meskipun penderita kanker stadium lanjut, jika kondisi fisiknya bagus dan kuat, tidak memerlukan infus.

“Untuk merujuk juga tak perlu menggunakan ambulance,” pungkasnya.

Seperti diberitakan, Juminten menderita kanker payudara ganas sejak tujuh bulan lalu. Karena tidak mendapat perawatan yang memadai penyakit warga miskin ini semakin parah.

Fatalnya, meski Pemerintah Daerah Banyuwangi memiliki program BPJS kesehatan gratis yang dibiayai APBD, Juminten selaku warga miskin tidak masuk daftar BPJS Kesehatan. Kondisi ini memaksa Syaiful, menjual harta satu-satunya yang dimiliki, yakni sebidang tanah dan rumah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES