Peristiwa Daerah

Halal Bihalal, Komunitas Daihatsu Taruna Bagikan Pohon

Minggu, 24 Juli 2016 - 16:51 | 195.96k
Ratusan penggemar mobil jenis Taruna asal Jawa Timur berkumpul di Kediri, Minggu (24/7/2016). Mobil besutan Daihatsu itu kini tidak lagi diproduksi dan sebagai penerusnya adalah Terios. (Aguk F/TIMES INDONESIA).
Ratusan penggemar mobil jenis Taruna asal Jawa Timur berkumpul di Kediri, Minggu (24/7/2016). Mobil besutan Daihatsu itu kini tidak lagi diproduksi dan sebagai penerusnya adalah Terios. (Aguk F/TIMES INDONESIA).

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Ratusan penggemar mobil Taruna dari berbagai daerah di Jawa Timur tumpek blek di kawasan wisata Monumen Simpang Lima Gumul di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu (24/7/2016).

Para pemilik kendaraan besutan Daihatsu dan kini sudah tidak diproduksi lagi itu datang dari hampir seluruh penjuru daerah yang ada di Jawa Timur; seperti Malang, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, serta beberapa daerah di sekitar Kediri. Bahkan ada juga delegasi dari komunitas Taruna asal Jogjakarta dan Jawa Tengah.

Mereka hadir untuk menyemarakkan agenda peringatan hari lahir komunitas yang tepat memasuki tahun ke lima kelahiran itu. Selain itu, bertepatan dengan masa Lebaran sehingga digelar juga Halal Bihalal. Mayoritas dari mereka hadir dengan membawa keluarga masing-masing.

Turut sertanya anggota keluarga, menjadi kekuatan tersendiri bagi para penggemar mobil produksi era tahun 1999 dan pamungkas tahun 2006 itu. Tujuan besar mereka selain ingin melestarikan mobil jenis SUV itu juga ingin menjadikan komunitas sebagai ajang menambah saudara sekaligus mengakrabkannya.

"Anak-anak sengaja diajak agar belajar tentang lingkungan serta kepedulian terhadap sesamanya," ujar Eko Yuwono, Ketua Umum Daihatsu Taruna Jawa Timur.

Hal itu tidak berlebihan karena komunitas tersebut juga kerap menggelar kegiatan-kegiatan sosial di hampir setiap kopi darat yang dilakukan. Kegiatan positif itu misalnya dalam bentuk santunan duafa hingga penanaman bibit pohon. Sehingga selain manfaatnya dirasakan langsung oleh obyek penerima bantuan, juga diharap menjadi medium pembelajaran bagi anak-anak mereka.

Ada lagi kegiatan kecil dengan maksud yang luar biasa, yaitu tukar cinderamata bagi para ibu-ibu istri penggemar Taruna. Cinderamata itu dibebaskan bentuknya. Hanya dilakukan pembatasan nilai dari cinderamata itu, yakni seharga Rp. 25.000. Tidak boleh melebihi nilai tersebut agar tidak memberatkan karena tujuannya untuk mengakrabkan.

Eko menyebut kopi darat kali ini merupakan ajang yang paling banyak diikuti peserta, dibanding dengan kegiatan-kegiatan sebelumnya. Selain karena banyaknya penambahan anggota baru, dimungkinkan juga Kediri dianggap mempunyai banyak destinasi wisata yang layak disinggahi.

Simpang Lima Gumul sebagai lokasi kumpul mereka, merupakan destinasi baru dan banyak menyedot kunjungan wisatawan. Destinasi itu berupa bangunan kubus yang cukup besar hingga mirip dengan monumen Arc de Triomphe yang ada di Perancis. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

Mamak, seorang peserta, mengaku puas dengan gelaran itu. Pertemuan dengan para peserta lainnya dari beragam profesi dan asal usul menurutnya menjadi nilai yang tidak tergantikan. Pertemuan itu untuk meneguhkan hubungan persaudaraan yang selama ini suda terbangun baik melalui media sosial komunitas.

"Bisa juga bertukar pikiran terutama soal kendaraan dengan peserta lainnya," ujarnya yang mengajak serta Esti istrinya serta dua anaknya masing-masing Aning dan Fawas itu.

Kegiatan yang ditutup dengan pemotongan tumpeng itu juga bagian dari pemanasan mesin menjelang digelarnya even yang lebih besar yaitu Jambore Nasional. Ajang gede ini akan dihelat di Surabaya pada bulan Desember nanti. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES