Peristiwa Daerah

NU-Muhammadiyah Paling 'Berkeringat' sebelum Indonesia Merdeka

Selasa, 19 Juli 2016 - 00:14 | 69.77k
Keluarga besar NU dan Muhammadiyah saat halal bihalal di Pendopo Kabupaten Jepara (foto: nu.or.id)
Keluarga besar NU dan Muhammadiyah saat halal bihalal di Pendopo Kabupaten Jepara (foto: nu.or.id)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Jepara, Fachrurrozi mengatakan, organisasi masyarakat besar Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah merupakan organisasi yang paling "berkeringat" sebelum bangsa ini lahir.

Fachrurrozi menjelaskan kedua pendiri organisasi itu dari satu kakek yakni Sunan Giri. Dari segi silsilah keturunan, KH Ahmad Dahlan dari jalur bapak Fadlullah dan KH Hasyim Asyari dari bapak Abdurrahman (Jaka Tingkir). Sehingga ia masih ingat ketika Kh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) hadir ke Jepara mengaku sebagai cucu Jaka Tingkir.

"Dua tokoh besar ini ialah tokoh moderat yang turut membangun bangsa dan negara ini. Rumah sakit, perguruan tinggi maupun pesantren yang sudah dikembangkan oleh NU-MD merupakan andil besar untuk bangsa," ujarnya dalam sambutan acara halal bihalal ke-1 keluarga besar NU dan Muhammadiyah yang dipusatkan di Pendopo Kabupaten Jepara.

NU dan Muhammadiyah sendiri jika dihitung kiprah untuk bangsa dan negara baru 100-an tahun. Masih jauh dari sumbangsih Al-Azhar Kairo yang sudah lebih dari 1000 tahun.

Mengutip Surat ash-Shaf ayat 45, ia menyatakan orang besar akan meninggalkan jasa yang besar. Fachrur meyakini siapa yang menanam akan menuai hasilnya. Untuk itu, semua sektor baik ekonomi, politik, hukum, serta pendidikan harus tetap dikembangkan.

Lanjut Ia menegaskan, kiprah NU dan Muhammadiyah sudah tidak diragukan lagi sehingga sudah diakui oleh Mendagri. Pantas, lanjutnya, jika NU dan Muhammadiyah menerima dana yang besar untuk terus berkiprah terhadap republik ini.

Sementara itu, Rais Syuriah PCNU Jepara, Ubaidillah Noor Umar, dalam mauidlahnya menekankan pemerintah harus membesarkan kedua organisasi tersebut. NU dan Muhammadiyah, kata kiai yang sering disapa Mbah Obet itu, tidak perlu demo apalagi sampai bertindak anarkis karena aspirasi disampaikan dengan cara yang santun.

"Jika NU-MD sudah besar aparat keamanan cukup ‘sare’, tidur saja. Tetapi, jika ada yang membikin rusuh dan memakai atribut ‘NU’, mesti itu bukan NU, tetapi NU jadi-jadian," ujarnya seperti dikutip dari laman resmi nu.or.id, Senin, (18/7/2016)

NU dan Muhammadiyah memang tidak lepas perbedaan. Karena itu dalam sambutannya Bupati Jepara, Ahmad Marzuqi berharap kedua oraganisasi ini mampu mengemas perbedaan menjadi rahmat. Caranya, sebut Marzuqi, dengan duduk bareng antara NU dan Muhammadiyah untuk Jepara yang bermartabat dan berkemajuan.

Kegiatan halal bihalal bertajuk “Halal bihalal sebagai Wahana Silaturrahim untuk Membangun dan Memajukan Jepara” dihadiri ribuan anggota dari dua organisasi itu baik tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten. Selain itu dihadiri Forkompinda dan tokoh lintas agama. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES