Peristiwa Daerah

Warga Malang Menolak Film "Gunung Kawi"

Sabtu, 16 Juli 2016 - 17:44 | 686.74k
Film Gunung Kawi (Foto: istimewa)
Film Gunung Kawi (Foto: istimewa)

TIMESINDONESIA, MALANG – Warga Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur memprotes film berjudul “Gunung Kawi”. Mereka menolak kemunculan film bergenre horor ini karena tidak sesuai fakta dan sejarah.

Warga Desa Wonosari yang tinggal di area Gunung Kawi sepakat menolak kemunculan film tersebut. Film Gunung Kawi dianggap menyudutkan pesarean Gunung Kawi sebagai tempat mencari pesugihan. Demikian hasil pertemuan warga dengan Kepala Desa Wonosari dan pihak terkait pada Sabtu (16/7/2016).

Warga bersepakat untuk tidak mengijinkan pembuatan film serta pengambilan gambar  di area Pesarean ataupun Keraton Gunung Kawi. Rencananya, tempat yang berada di Desa Wonosari tersebut menjadi salah satu scene lokasi syuting. 

Setelah membaca sinopsis film yang disutradarai Nayato Fio Naula ini, sesepuh Desa Wonosari dan warga di areal Pesarean Gunung Kawi menganggap bahwa isi cerita dalam film tersebut bertolak belakang dengan fakta dan sejarah keberadaan Gunung Kawi. Warga beranggapan, film Gunung Kawi mendiskreditkan sejarah dan keluar dari pemahaman sesungguhnya. 

“Pembuat film Gunung Kawi belum menemui kami. Belum pernah ada izin ke desa kalau akan ada film Gunung Kawi seperti itu. Padahal Gunung Kawi sendiri merupakan tempat yang disakralkan,” ungkap Kuswanto, Kepala Desa Wonosari.

Sementara itu, Murji, salah satu warga Wonosari menyampaikan, setelah membaca sinopsis film tersebut terkesan jika Gunung Kawi dijadikan tempat pesugihan.

Padahal kenyataannya tidak seburuk itu. Selama ini, Gunung Kawi sangat disakralkan bagi masyarakat desa sekitar. Keberadaannya menjadi bagian dari desa dan sejarah masa silam. 

warga-tolakP8lUa.jpg

Warga penolakan film Gunung Kawi. (Foto: istimewa)

“Kami menolak isi cerita yang dikisahkan dalam film karena tidak sesuai dengan kenyataan. Warga juga berharap Kades memahami perasaan masyarakat Desa Wonosari jika film itu dibiarkan,” tegasnya.

Dalam sinopsis film digambarkan bahwa Gunung Kawi menjadi praktek pesugihan sekaligus lokasi persekutuan manusia dengan mahkluk halus. Ditambah lagi, keberadaan Mbah Kawi digambarkan sebagai sosok yang angker. 

Isi film tersebut juga menggambarkan pohon Dewandaru yang berada di area Gunung Kawi, menjadi tempat bagi siapa saja yang ingin melakukan tapa bathin dalam proses mendapatkan pesugihan. Di dalam ceritanya juga dibumbui jin Gunung Kawi marah dan meneror orang yang mencuri daun dari pohon Dewandaru tersebut. 

Film yang diproduseri Shanker RS ini akan diperankan oleh sejumlah artis, diantaranya Roy Marten, Jordi Onsu, Maxime Bouttier, dan Yoes Astawan.

Roy Marten berperan menjadi seorang ayah yang mengalami bangkrut, lalu menjalani ritual pesugihan untuk menjadi kaya raya. Ruben Onshu menjadi pria warga Thailand, seperti perannya dalam film Dilarang Masuk. Film Gunung Kawi merupakan sekuel dari Dilarang Masuk.‎

Rencananya, rombongan kru film yang diproduksi oleh Digital Film Media ini akan tiba di lokasi Gunung Kawi pada 21 Juli 2016 mendatang. Namun, warga bersepakat dan memutuskan untuk menolak Gunung Kawi menjadi lokasi syuting film. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES