Peristiwa Daerah

Impor Gula Mentah Dinilai Membunuh Petani Tebu

Rabu, 13 Juli 2016 - 17:32 | 72.34k
Kebun tebu yang baru dipanen. (Foto: Ferry Agusta Satrio/TIMESIndonesia)
Kebun tebu yang baru dipanen. (Foto: Ferry Agusta Satrio/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Rencana pemerintah untuk mengimpor gula mentah (raw sugar) sangat meresahkan bahkan dinilai telah membunuh petani tebu yang ada di Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong menyatakan sudah menyampaikan rencana untuk mengimpor gula mentah (raw sugar) dan telah berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Melihat rencana itu, petani tebu di Malang, Jawa Timur terlihat 'marah' dan menentang kebijakan pemerintah tersebut.

Menurut Direktur Lingkar Indonesia, Husnul Hakim Syadad, beberapa tahun terakhir, petani tebu memang selalu merugi.

Mengapa? Karena jelas dia, biaya garap dan biaya tebang yang cukup mahal. Tebu yang diharapkan menjadi penopang kebutuhan sehari-hari, tidaklah mencukupi karena petani tebu kebanyakan hanya memiliki lahan di bawah satu hektare.

"Dengan beban bunga pinjaman bank yang relatif tinggi, apalagi sampai meminjan pada rentenir yang bunganya juga selangit bisa dipastikan lahan yang petani miliki harus dijual ke pihak lain hanya untuk menutupi kebutuhannya yang semakin hari semakin mahal," katanya, kepada TIMESIndonesia, Rabu (13/7/2016).

Yang perlu dipahami oleh pemerinta adalah realitas petani tebu. Mayoritas petani tebu di Indonesia, seperti di Malang, Jawa Timur, hanya mengandalkan hasil panen tebu selama setahun sekali.

"Jika panen tebu hasil, petani akan menikmati. Jika merugi, petani akan gigit jari. Akan menangis karena hutangnya banyak demi tanaman tebunya," katanya.

Pada saat ini beber Husnul, sampai awal Juli 2016, terselip senyum di wajah petani tebu. Karena tebu yang ditebangnya laku mahal dan sesuai harapan.

"Petani bilang "harga gula seharusnya seperti sekarang". Logika sederhananya dulu zaman Belanda masa keemasan gula Indonesia swasembada dan menjadi exporter harga gula," katanya.

Dari itu, pemerintah sudah seharusnya memahami kondisi petani tebu dan tidak berpihak pada pengusaha gula.

"Pemerintah harus segera membatasi secara ketat impor gula mentah (raw sugar) masuk ke Indonesia. Jika tidak, jelas petani akan terus melakukan perlawanan dan akan menjadi korban kebijakan impor gula mentah itu," tegasnya.

Sementara itu, menurut seorang petani yang tinggal di Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, H Syaifuddin, pihaknya mulai khawatir harga gula akan anjlok.

"Petani hanya bisa berdoa, semoga harga gula tidak anjlok. Dan pemerintah harus lebih peduli pada petani. Bukan pada pengusaha gula. Stop impor gula mentah ke Indonesia. Karena impor gula mentah itu akan membunuh petani tebu," katanya (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES