Peristiwa Daerah

''Jika Sembuh, Saya Ingin Sekolah''

Selasa, 12 Juli 2016 - 17:17 | 98.23k
Mohamad Hoirul Adam (berbaring), bocah 5 tahun yang menderita pembengkakan perut dan testis. Kondisi ini dilaminya sejak usia 2 tahun. (Foto: Mahrus sholih/TIMES Indonesia)
Mohamad Hoirul Adam (berbaring), bocah 5 tahun yang menderita pembengkakan perut dan testis. Kondisi ini dilaminya sejak usia 2 tahun. (Foto: Mahrus sholih/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Mohamad Hoirul Adam terlihat diam, matanya melihat sekeliling. Bocah lelaki itu terus memandangi sejumlah orang yang mengerubutinya. Beberapa diantara mereka adalah keluarga, sebagian yang lain tak dia kenali.

Sembari berbaring lemah, anak berusia 5 tahun ini nampak berusaha mengenali satu persatu lelaki dan perempuan yang baru ia lihat itu.

Sesekali dia mengeluh sakit dibagian perutnya yang membuncit. Sejumlah garis arteri terlihat samar membayang di perutnya yang kian membesar.

Pusarnya menonjol keluar, sekitar 1 centi meter. Sementara dibagian selangkangan, testisnya membengkak, besarnya nyaris seukuran kelapa gading. Kondisi itu dia alami sejak 3 tahun lalu, tepatnya saat berumur 2 tahun.

“Semula anak saya bisa bermain seperti biasa. Namun sejak 3 hari sebelum lebaran kemarin, dia tak lagi bisa berjalan, sehingga hari-harinya dihabiskan di tempat tidur,” kata ibunda Adam, Puji Rahayuningsih, kepada sejumlah wartawan yang berkunjung ke rumahnya di Dusun Paci, Desa Gelang, Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember, Selasa (12/7/2016) siang.

Siang itu, para pekerja media datang kerumahnya bersama tim relawan Faida For You (F2U, baca : F to You), sebuah lembaga pemberdayaan masyarakat di Jember yang bergerak dibidang pendampingan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Lembaga ini beranggotakan orang-orang mantan tim pemenangan Bupati Jember, Faida, pada Pilkada 2015 lalu.

Menurut Ningsih, putra pertamanya tersebut menderita kebocoran ginjal, hingga membuat perut dan testisnya membesar. “Sejak divonis dokter, anak saya hidupnya tergantung obat. Telat seminggu saja, perut dan testisnya selalu membesar,” ujarnya.

Matanya tiba-tiba sembab, ada air mata yang menetes di pipinya. Perempuan itu terlihat menahan tangis.

“Semula kami tinggal di Nganjuk, ikut orang tua saya. Namun sejak satu tahun lalu, kami pindah ke Jember, ikut orang tua suami, karena suami tak memiliki pekerjaan tetap. Sementara tabungan kami dari hasil bekerja di Malaysia telah habis untuk berobat,” katanya.

Adam, masih terlihat penasaran dengan sejumlah orang yang mendatanginya. Anak ini, mulai bisa diajak komunikasi, meski lebih banyak menggunakan bahasa tubuh, mengangguk dan menggeleng. “Kalau sembuh saya ingin sekolah,” ucapnya singkat.

Ditanya bagian mana yang sakit, Adam mengusap perutnya. Saat itu, dia hanya mengenakan baju berwarna merah muda dengan motif kotak-kotak bergaris berwarna hitam. Sementara bagian bawah, ia tak mengenakan celana. Maklum saja, testisnya yang membesar tak memungkinkan dirinya memakai cawat atau celana.

“Seharusnya, tahun ajaran baru ini Adam sudah masuk TK (Taman Kanak-kanak),” kata Ali, ayah kandung Adam.

Selama ini, Ali menggantungkan hidupnya kepada orang tua. Sedangkan untuk ongkos beli obat, dia dibantu sejumlah kerabat. “Saya berterimakasih telah dibantu oleh tim relawan, semoga ini adalah jalan bagi anak saya untuk sembuh,” harapnya.

Pria 30 tahun inipun membuka tangan, bila ada donatur yang akan membantu meringankan bebannya.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat F2U, Nikmatul Fatimah, berencana akan membawa Adam ke Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Soebandi Jember, karena kondisinya dinilai telah gawat darurat dan harus segera mendapat pertolongan medis.

“Untuk biaya pengobatan kami akan bantu untuk menguruskannya dan mendaftarkan sebagai pasien kurang mampu. Semoga saja bisa gratis,” katanya.

Namun sebelumnya, pihaknya akan meminta surat rujukan dari Puskesmas serta surat keterangan tidak mampu dari pemerintah desa setempat, agar secara administrative pasien tersebut tak ada masalah pembiayaan ketika menjalani perawatan di rumah sakit.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Sumberbaru, dr. Wisnu Widodo mengatakan, sebenarnya balita tersebut telah terpantau oleh pihaknya sejak Maret 2016, saat pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Semenjak itu, keluarga pasien diminta aktif untuk memeriksakan kesehatan putranya ke Puskesmas.

“Namun karena keluarga pasien pasif, kemudian petugas kami yang mendatangi rumahnya,” terangnya.

Disinggung mengenai penyakit yang diderita Adam, dr. Wisnu tak berani memastikan. Karena untuk mengetahuinya harus melalui pemeriksaan lengkap oleh dokter ahli.

“Biar tim dokter rumah sakit yang menjawabnya. Namun jika dilihat dari segi fisik, dia menderita Hernia Urinoma, yang bisa disebabkan karena ginjal yang tak berfungsi dengan baik,” jelasnya.

“Sehingga meyebabkan testisnya membesar, karena urine tak bisa keluar melalui saluran kencing. Hal ini bisa dilihat dari cairan yang terus merembes lewat testis,” imbuhnya.

Selanjutnya, pihak Puskesmas membuat surat rujukan ke RSD dr. Soebandi Jember agar bocah tersebut mendapat perawatan kesehatan yang lebih memadai. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES