Peristiwa Nasional

Soal Vaksin Palsu, Kemenkes: Tak Perlu Khawatir

Senin, 27 Juni 2016 - 12:14 | 37.45k
Perawat menunjukkan botol vaksin anti-dengue. (Foto: liputan6)
Perawat menunjukkan botol vaksin anti-dengue. (Foto: liputan6)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Terbongkarnya jaringan pembuat dan pengedar vaksin palsu menimbulkan kekhawatiran, khususnya bagi para orang tua yang membutuhkan vaksin untuk bayinya. Mereka khawatir vaksin yang beredar adalah palsu. 

Namun, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) meminta masyarakat untuk tidak kuatir atas berita dan peredaran vaksin palsu. Melalui akun twitter resmi @KemenkesRI, disampaikan 7 (tujuh) alasan untuk tidak perlu kuatir dengan berita peredaran vaksin palsu. Berikut alasan-alasannya :

1. Jika anak Anda mendapatkan imunisasi di Posyandu, Puskesmas, dan Rumah Sakit Pemerintah, vaksin disediakan oleh pemerintah yang didapatkan langsung dari produsen dan distributor resmi. Jadi vaksin dijamin asli, manfaat dan keamanannya.

2. Jika anak Anda mengikuti program pemerintah yaitu imunisasi dasar lengkap di antaranya Hepatitis B, DPT, Polio, Campak, BCG, pengadaannya oleh pemerintah didistribusikan ke Dinas Kesehatan hingga fasyankes. Jadi dijamin asli, manfaat dan keamanannya.

3. Jika peserta JKN dan melakukan imunisasi dasar misalnya vaksin BCG, Hepatitis B, DPT, Polio dan Campak, pengadaan vaksin didasarkan pada Fornas dan e-catalog dari produsen dan distributor resmi, jadi asli dan aman

4. Ikuti program imunisasi ulang seperti DPT, Polio, Campak. Tanpa adanya vaksin palsu, imunisasi ini disarankan (harus) diulang. Jadi bagi yang khawatir, ikut saja imunisasi ini di posyandu dan puskesmas.

5. Diduga peredaran vaksin palsu tidak lebih dari 1% wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Ini relatif kecil secara jumlah vaksin yang beredar dan wilayah sebarannya.

6. Dikabarkan isi palsu itu campuran antara cairan infus dan gentacimin (obat antibiotik) dan setiap imunisasi dosisnya 0,5 CC. Dilihat dari isi dan jumlah dosisnya, vaksin palsu ini dampaknya relatif tidak membahayakan.

7. Karena vaksin palsu dibuat dengan cara yang tidak baik, maka kemungkinan timbulkan infeksi. Gejala infeksi ini bisa dilihat tidak lama setelah diimunisasikan. Jadi kalau sudah sekian lama tidak mengalami gejala infeksi setelah imunisasi bisa dipastikan aman. Bisa jadi anak Anda bukan diimunisasi dengan vaksin palsu, tetapi memang dengan vaksin asli. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : Kemenkes RI

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES