Peristiwa Daerah

Gelombang Tinggi, Nelayan di Malang Tak Bisa Melaut

Jumat, 10 Juni 2016 - 23:01 | 50.09k
Foto: Dok. TIMES Indonesia
Foto: Dok. TIMES Indonesia

TIMESINDONESIA, MALANG – Nelayan di wilayah Malang, Jawa Timur, tidak bisa melaut akibat gelombang cukup tinggi. Seharusnya, saat ini para nelayan menikmati panen ikan.

Saat ini, gelombang tinggi mencapai empat meter terjadi di perairan Malang Selatan. Mislanya, seperti yang terjadi di Pantai Tamban, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

Seluruh nelayan belum melaut untuk memancing ikan. Menurut Ketua Kelompok Nelayan Tambakrejo, Sih Budi Hari, bulan ini memasuki musim panen ikan namun nelayan tidak berani melaut karena resiko gelombang tinggi.

"Banjir rob sudah surut, tapi gelombang perairan mencapai empat meter. Resikonya tinggi sekali jika dipaksakan melaut. Apalagi, perahu nelayan di sini ukurannya kecil," ujarnya.

Wilayah perairan di Malang Selatan didominasi oleh perikanan tuna. Jangkauan operasi penangkapan ikan oleh nelayan setempat mencapai 20 mil ke arah laut.

Ikan tuna berbobot diatas 20 kilogram, katanya, banyak berada di 100 mil ke arah Samudra Hindia. Namun, saat musim panen pada bulan - bulan ini, penyebaran ikan tuna bisa mendekati 20 mil.

Artinya, nelayan berkesempatan untuk mendapatkan tangkapan tuna berukuran besar. "Nelayan di sini berharap kondisi gelombang kembali normal agar bisa melaut. Tidak lama lagi lebaran, ini kesempatan untuk mencari uang buat keperluan berlebaran," ujar Budi berharap.

Seperti disampaikan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Pusat, gelombang tinggi di perairan selatan Jawa hingga NTT pada beberapa hari ini diperkuat adanya penjalaran alun yang dibangkitkan dari pusat tekanan tinggi subtropis di bagian barat daya Australia.

Gelombang tinggi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.‎

‎Pemerintah Kabupaten Malang melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) mengantisipasi dengan early warning system (EWS) di sepanjang pantai selatan Malang.

"Sistem peringatan dini dengan alat deteksi apabila terjadi gelombang tinggi bahkan tsunami," ujar Hafi Lutfi, Kepala BPBD Kabupaten Malang.

Lutfi mengingatkan, untuk sementara para nelayan tidak melaut sampai kondisi gelombang tinggi kembali normal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES