Peristiwa Nasional

Tak Ingin Santri Pindah "Pondok", Marwan Ajak Kiai Perangi Narkoba

Minggu, 15 Mei 2016 - 05:34 | 87.31k
Menteri Marwan saat menghadiri Haul KH Muhammad Said, di Pondok Pesantren Mambaul Hikmah. (Foto: Kemendesa)
Menteri Marwan saat menghadiri Haul KH Muhammad Said, di Pondok Pesantren Mambaul Hikmah. (Foto: Kemendesa)

TIMESINDONESIA, CIREBON – Semakin meningkatnya pengguna narkoba membuat Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, mengajak para kiai dan santri untuk ikut serta memerangi narkoba. Pasalnya, hingga saat ini pengguna narkoba meningkat luar biasa, lebih dari 6 juta orang teridentifikasi sebagai pengguna narkoba.

"Angka ini cukup fantastis, mengingat penduduk negara kita mayoritas beragama Islam. Dalam hukum Islam, penggunaan narkoba yang sudah jelas mengandung zat adiktif adalah haram hukumnya," terang Menteri Marwan, saat menghadiri Haul KH Muhammad Said, Pendiri Pondok Pesantren Mambaul Hikmah,Gedongan, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (14/5/2016), malam.

Oleh karena itu, Menteri Marwan meminta fenomena tersebut haruslah menjadi perhatian serius kalangan pesantren dan jajaran kiai, termasuk para pengurus NU di seluruh Indonesia. Ha ini agar masa depan negera tak lagi terancam dengan keberadaan narkoba yang selalu mengancam generasi bangsa.

Narkoba, lanjut Menteri Marwan, juga pernah disinyalir telah memasuki dunia pesantren. Hal ini tentu sangat memukul hati semua kiai dan masyayikh. Pesantren yang selama ini dikenal sebagai lembaga pendidikan yang menekankan nilai-nilai keislaman tercoreng dengan kasus penggunaan narkoba oleh Pengasuh dan para santri di salah satu Pondok Pesantren di Jawa Timur beberapa waktu lalu itu.

"Peredaran narkoba katanya sudah masuk ke pesantren-pesantren. Kepala BNN cerita bahwa narkoba sudah masuk ke pesantren. Para santri juga ikut mencegah peredaran narkoba di pesantren. Ini tentu pukulan telak bagi kita semua," sesalnya.

Seperti diketahui, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso, mengungkapkan, salah satu pesantren di Jawa Timur menggunakan narkoba sebagai obat kuat untuk berdzikir. Berdasarkan pengakuan para santri di pondok pesantren tersebut, mereka menggunakan narkoba karena tidak mengetahui bahwa obat-obatan yang dikonsumsi itu adalah narkoba.

"Kita perlu memberikan pemahaman kepada para santri tidak hanya soal bahaya penggunaan narkoba. Tetapi, juga perlu dijelaskan berbagai jenis obat yang mengandung zat adiktif, agar kasus seperti di Jatim itu tak terluang lagi di pondok pesantren lainnya," ajak Marwan.

Menteri Marwan menjelaskan, hingga saat ini hampir semua Lapas di Indonesia dipenuhi oleh bandar, kurir, dan pengguna narkoba. "Jangan sampai para santri kita pindah 'mondok' dari pesantren ke lapas karena kurangnya pengawasan dari para kiai," ujar Menteri Marwan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Siska Febrina

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES