Kutemukan Sesuatu yang Menghidupi dan Berarti, Itu Energi Glutera

TIMESINDONESIA, JAKARTA – ockquote>

Tak sedikit perempuan-perempuan hebat sukses dalam usaha berbasis jejaring (networking) di Indonesia. Bukan hanya rupiah yang didapat, tapi juga ilmu dan sahabat yang cukup banyak di seantero nusantara. Luar biasa! Yang menarik, banyak di antara mereka adalah ibu rumah tangga. Siapa saja mereka? TIMESINDONESIA bekerja sama dengan PT Glutera Indonesia akan menulis secara bersambung kisah-kisah inspiratif perempuan Indonesia yang sukses di bisnis networking. Berikut bagian ke-30 kisah sukses mereka.

***
’’MasyaAllah. Serasa mimpi yang mustahil, tatpi itu ternyata terjadi. Sujud syukur yang tiada terkira pada Allah,’’ ucap Yayu Puji Rahayu, salah satu warga Banjarmasin, Kalsel, via WA pada Elly Rio, dari Glutera News, TIMES Indonesia, beberapa waktu lalu.

Yayu yang sehari-hari bekerja di sebuah perguruan tinggi kesehatan di Kalsel, dengan jabawan wakil direktur itu, baru saja mendapat rejeki besar. ’’Alhamdulillah, penyakit sembuh, dan bisa membeli Honda Mobilio setelah delapan bulan bergelut bersama Glutera,’’ aku Yayu.

Kegembiraannya itu pantas ia syukuri. Karena, bagi dia, syukur itu menjadi yang nomor satu setelah sebuah keberhasilan menghinggapi.

Apalagi perjuangan Yayu dan keluarganya untuk bisa seperti sekarang butuh perjuangan panjang dan melelahkan. Karenanya, sebagai obat, syukur menjadi hal yang tak akan ditinggalkannya.

’’Saya selalu memegangi falsafah syukur, persahabatan, dan berbagi. Bagi saya, hidup ini merupakan jalan. Jalan menuju keabadian di akherat nanti,’’ ujarnya.

Untuk menuju keabadian, sambung dia, jalan yang dilalui tidaklah mudah. Setapak demi setapak ditempuh dengan perjuangan. Berjalan terus, tanpa henti. 

’’Mendapatkan sesuatu untuk terus hidup dan menghidupi. Hidup bersama keluarga, sahabat, teman, orang terkasih, dan mengasihi kita. Jika sudah begitu, kita enak. Nah, ini semua saya temui bersama sahabat-sahabat saya di Gluver (Glutera Lover),’’ kata Yayu dengan nada haru.

Di Gluver, kok bisa? Yayu menceritakan bagaimana persahabatan yang ia bangun di antara para Gluver. Baik itu para leader, top leader, manajemen, dan rekan-rekan sesama Gluver di Kalimantan juga. 

’’Ada makna yang bisa saya ambil. Bahwa, hidup itu tidak hanya sendiri. Hidup kita ada karena orang lain. Penghidupan kita bermakna, saat kita dapat menghidupi, memberikan sesuatu yang berarti. Bagi mereka (para Gluver) membantu dan berbagi adalah cermin hati mereka. Di sinilah saya merasakan energi itu,’’ ungkap Yayu.

Ia lantas mengisahkan awal mula menjadi Gluver. Yayu mengenal Glutera dari sahabat terbaiknya, Bidan Lasmitasari.

’’Saya bersyukur dan sangat berterima kasih pada sahabat terbaik saya itu. Karena beliau mengenalkan Glutera yang sudah mengubah hidup saya yang biasa-biasa saja, jadi jauh lebih luar biasa,’’ ujarnya.

Sebelum kenal Glutera, Yayu mengaku sering sakit-sakitan. Sariawan dan gusi sering berdarah tanpa sebab. Nah, setelah mengonsumsi Glutera, sariawan dan gusi berdarah Yayu tidak muncul lagi. ’’Ini benar-benar luar biasa. Sejak 2006 saya menderita ini. Tapi sekarang sembuh. Bahkan yang luar biasa lagi, lingkaran hitam di sekitar hidung menghilang. Wajah tidak rainbow cake dan kerutan di mata hilang,’’ jelasnya.

Tak hanya Yayu, keluarganya juga sangat sehat. Suami tidak sulit BAB lagi pasca operasi wasir. Bahkan kolesterol dan asam uratnya sudah lewat.

’’Anak kami tersayang jugaterselamatkan dari proses nebulizer jika perubahan cuaca atau stamina menurun. Orang tua jadi segar bugar. Bahkan selama melaksanakan ibadah haji sehat dan tidak sakit. Praktis kelihatan tambah cantik setelah tiba dari tanah suci,’’ ujarnya.

Merasakan manfaat dan berkah yang demikian tinggi, Yayu makin tekun menerjuni dunia Glutera. Di sela kesibukannya sebagai wakil direktur perguruan tinggi, Yayu selalu menyempatkan waktu untuk menggeluti bisnis Glutera. 

’’Terima kasih sekali untuk berkat support yang luar biasa dari para top leader dan leader yang sabar membimbing serta menebar aroma positive thinking di setiap sudut keraguan dan ketertatihan dalam menjalankannya Glutera,’’ ujarnya.

Memang benar, emas bisa dibeli oleh siapa saja. Tapi medali emas hanya bisa didapat dengan prestasi yang gemilang, tentunya dengan positive thinking. ’’Beberapa kali para top leader selalu berpesan seperti itu. Sampai sekarang, pesan itu selalu saya pegang,’’ kenang Yayu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement