Ekonomi

Kemasan Unik Bikin Laba Keripik Pisang Niki Lo Melambung

Selasa, 09 Februari 2016 - 11:03 | 149.74k
Kemasan Keripik Pisang Niki Lo yang berbentuk pakaian. (foto: shinta/malangtimes)
Kemasan Keripik Pisang Niki Lo yang berbentuk pakaian. (foto: shinta/malangtimes)

TIMESINDONESIA, MALANG – Keripik pisang sejatinya tak banyak berubah sejak dulu hingga sekarang. Kalaupun ada perubahan hanya pada rasa yang lebih variatif, tidak melulu rasa original.

Di pasaran, banyak sekali produk keripik pisang dengan varian rasa yang semakin beragam dan unik agar bisa menarik minat konsumen. Selain rasa, kemasan keripik pisang juga mengalami perkembangan.

Keripik pisang tidak lagi hanya dibungkus plastik transparan yang kadang membuat anak muda gaul malu-malu untuk membawa camilan ini saat jalan-jalan ke mall atau nonton film di bioskop.

Seperti yang dilakukan oleh produsen keripik pisang Niki LO yang mengemas keripik pisang dengan cara inovatif. Keripik pisang Niki Lo dikemas dengan gaya unik, yakni berbentuk pakaian sehingga memarik minat konsumen untuk membelinya.

"Dulu hanya kemasan plastik biasa, tapi kurang laku," kata Hamdan Youva, owner keripik pisang Niki Lo kepada MALANGTMES saat ditemui di rumah produksinya dikawasan Bumiaji Kota Batu.

Hamdan mengatakan, ide kemasan unik muncul pada tahun 2013 silam setelah penjualan keripik buatannya tak beranjak naik meski sudah dipromosikan dan dipasarkan kemana-mana.

Setelah beberapa kali uji desain, Hamdan memutuskan untuk memilih kemasan berbentuk baju untuk keripik pisang buatannya.

"Saya memilih desain berbentuk pakaian karena saya sadar betapa pentingnya pakaian bagi manusia untuk dihargai, begitupun dalam bisnis betapa pentingnya kemasan bagi produksi keripik saya untuk dihargai dan memiliki nilai jual," ucapnya.

Tak butuh waktu lama bagi Hamdan untuk menuai hasil dari kemasan unik untuk keripik pisangnya.

"Omzet saya meningkat 4 kali lipat. Setelag kemasan dan alhamdulillah omzet Niko Lo meningkat dari yang awalnya 200 ribu/bulan sekarang bisa mencapai hingga 50 juta/bulan," kata Hamdan.

Hamdan menambahkan, sebelum sesukses ini dirinya sudah beberapa kali mengalami kegagalan. Namun hal itu tidak membuatnya putus asa untuk mencoba dan berinovasi agar produk keripik pisang buatannya bisa merebut pasar yang sudah ramai dengan produk sejenis.

"Banyak sekali kegagalan-kegagalan yang sudah saya alami, sebagai pelaku wirausaha muda saya ingin terus bangkit dan ingin berkembang, akhirnya saya wujudkan ide inovasi ini untuk menambah nilai jual dan alhamdulillah berhasil," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : =

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES