TIMESINDONESIA – TIMESINDONESIA, BENGKULU – Kendala kemudian adalah menyajikan daun katuk dalam ekstrak yang memudahkan peternak untuk asupan makan bagi unggas.
Pengembangan produk ekstrak daun katuk dalam skala besar kata Urip terkendala bahan baku sebab budidaya tumbuhan itu masih dalam skala terbatas.
Karena keterbatasan bahan baku tersebut, maka rencana salah satu perusahaan dari Jawa yang menawarkan pendirian pabrik ekstrak daun katuk terpaksa dibatalkan.
“Masih belum banyak yang tertarik untuk menanam daun katuk ini. padahal sangat penting untuk menjadikannya makanan tambahan ternak,” katanya.
Urip berharap, riset yang sudah dilakukannya bertahun-tahun hingga meraih jabatan profesor dapat bermanfaat untuk masyarakat.
"Saya berharap riset saya tidak hanya sebatas publikasi, tapi bermanfaat bagi masyarakat dengan bantuan pemerintah dan dunia usaha," katanya.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : Antara News |