Kesehatan

Hebat, Daun Katuk Turunkan Kolestrol Unggas

Minggu, 04 Oktober 2015 - 22:38 | 337.23k

TIMESINDONESIATIMESINDONESIA, BENGKULU - Daun katuk, para ibu di Indonesia ini pasti tahu. Karena salah satu manfaatnya adalah untuk melancarkan ASI. Namun dii tangan Prof Urip Santoso, daun katuk mampu mengurangi kadar kolesterol dalam daging dan telur unggas.

Urip Santoso yang juga guru besar dari Universitas Bengkulu mulai meneliti daun katuk untuk ternak unggas sejak 1995 setelah menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Universitas Gifu, Jepang.

Daun katuk (Sauropus androgynus) memiliki  senyawa yang dapat menekan kadar kolesterol menarik untuk diteliti. "Katuk bisa menekan kandungan lemak tapi sekaligus meningkatkan kualitas karkas daging," kata pria kelahiran Brebes, Jawa Tengah pada 1966.

Senyawa  plafonoid, saponin, dan tanin dalam katuk memang berfungsi mengurangi lemak. Yang menarik daun katuk juga mengandung antioksidan yang bekerja mencegah terjadinya oksidasi dalam tubuh, sehingga mencegah pembentukan radikal bebas yang menjadi bibit penyakit.

"Konsumsi daging yang rendah kolesterol otomatis akan mengurangi risiko terkena serangan jantung, kanker dan penyakit lain," katanya.

Hasil riset yang dilakukan beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun katuk sebanyak 9 gram ke dalam 1 kilogram pakan ternak unggas, dapat mengurangi lemak pada daging ayam broiler, itik dan burung puyuh. 

Sedangkan pada ayam petelur, pemberian ekstrak daun katuk sebanyak 9 gram per kilogram pakan dapat mengurangi kadar kolesterol dalam telur ayam hingga 40 persen.

Kedua hasil penelitian itu sudah pernah diujicobakan kepada peternak lokal di Kabupaten Seluma untuk ayam pedaging dan di Kabupaten Bengkulu Tengah untuk ayam petelur.

Hasilnya cukup baik, selain meningkatkan kualitas daging dan telur, pemberian ekstrak daun katuk juga meningkatkan efisiensi pakan ternak dan mengirit pemberian pakan hingga 200 gram.

Unggas yang mendapat ekstrak daun katuk juga terhindar dari penyakit pengkor atau kelainan pada kaki yang bisa membuat harga jual turun.

"Peternak sudah bisa membuat ekstrak sendiri, tapi mereka mengeluh karena cukup repot, sementara untuk membeli produknya belum tersedia," ujarnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : Antara News

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES