Ekonomi

Harga Naik, Pengrajin Tempe Sanan Tetap Gunakan Kedelai Impor

Kamis, 13 Agustus 2015 - 15:43 | 56.80k
Pengerajin tempe di sentra industri Sanan, Kota Malang, sedang mengemas keripik tempe untuk didistribusikan ke luar kota. (foto: Rully/malangtimes)
Pengerajin tempe di sentra industri Sanan, Kota Malang, sedang mengemas keripik tempe untuk didistribusikan ke luar kota. (foto: Rully/malangtimes)

TIMESINDONESIATIMESINDONESIA, MALANG - Bersamaan dengan turunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar di angka Rp 13.759, harga jual kedelai impor juga mengalami kenaikan, yang sebelumnya Rp 6.700 menjadi Rp 6.900.

Salah satu pengrajin di sentra industri keripik tempe Sanan, Kota Malang, Fifi Lestari mengatakan kenaikan kurs mata uang rupiah terhadap dollar yang berimbas pada harga kedelai impor Amerika, tidak akan mempengaruhi pengrajin tempe untuk beralih menggunakan kedelai lokal.

Menurutnya, kedelai impor asal Amerika lebih ideal digunakan sebagai bahan baku keripik tempe. Selain ukurannya lebih besar ketimbang kedelai lokal, kedelai Amerika lebih tahan panas dan tidak mudah hancur pada suhu tinggi.

"Sudah 18 tahun saya gunakan kedelai Amerika, karena lebih mudah diolah menjadi keripik tempe, ketimbang kedelai lokal," ucapnya.

Ia berharap, pemerintah dapat mengakomodasi kebutuhan pengerajin tempe sanan untuk menciptakan kedelai lokal dengan harga murah dan kualitasnya mampu bersaing dengan kedelai Amerika.

"Harusnya pemerintah bisa menyediakan kedelai murah dan berkualitas, yang jenisnya sesuai dengan kebutuhan bahan baku keripik tempe, supaya pengerajin dapat menggunakan kedelai lokal," tegasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : =

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES