Glutera News

Baru Berlatih Pembukaan Peserta Ampun-Ampun

Rabu, 10 Juni 2015 - 06:02 | 130.56k
ADA-ADA SAJA: Sakit mumetnya, salah satu peserta tak sadar menaruh pulpennya di kepala. (foto: anton/gluteranews)
ADA-ADA SAJA: Sakit mumetnya, salah satu peserta tak sadar menaruh pulpennya di kepala. (foto: anton/gluteranews)

TIMESINDONESIASelama lima hari, 8-12 Juni, PT Glutera Indonesia mendadar para leader untuk tampil lebih greng di Hotel Gajahmada, Malang. Mereka digembleng khusus oleh Maestro Glutera Andri Ariestianto dan Master Glutera Anton Widianto. Di Kawah Condrodimuko-nya Glutera inilah mereka digembleng menghadapi ribuan orang sendirian. Seperti apa suasananya?

***

’’Maaf mas, ke belakang dulu,’’ ucap salah satu peserta. ’’Yes, cepat!’’ jawab Anton Widianto.

’’Duduk. Masak gitu aja ndak bisa. Gimana mau kaya!’’ teriak Anton pada peserta yang terus gagal mencontoh kalimat-kalimat yang ia bikin untuk membuka presentasi.

Jika sudah diteriaki begitu, peserta pun kerap mules. Tak jarang mereka pun pamit. ’’Waduw Mas mules rasane. Bentar ke belakang,’’ ucapnya.

Begitulah suasana di ruang gemblengan para leader kaya ini. Tak peduli peserta ini berbonus ratusan juta atau miliaran, peserta penggorengan ini diperlakukan sama. Digembleng selama sehari penuh di ruangan terbatas.

Namanya saja kawasan gemblengan, tak butuh ruangan besar untuk para leader ini. Salah satu ruangan di Hotel Gajahmada, Jl Dr Cipto Kota Malang, Jatim, itu hanya seluas kurang lebih 64 meter persegi.

Di dalamnya hanya ada bangku-bangku, tempat makan, satu bangku untuk displai produk, dan satu bangku lagi untuk tempat istirahat instruktur. Terlihat sakral dan angker memang. Apalagi si maestro dan master Glutera juga dibantu oleh dua asisten cantik yang juga kerap ikut menggertak memberi semangat.

Ada empat materi yang diberikan ke peserta. Semuanya berhubungan dengan cara presentasi dan cara menghadapi ribuan orang dalam satu forum. Masing-masing adalah persiapan, pembukaan, presentasi, dan penutupan.

Mental menjadi goal utama dari gemblengan ini. Terutama soal password-password kalimat yang bisa diduplikasi oleh peserta untuk ditularkan pada downline-nya.

Untuk bisa menguasai ini pun peserta tidak mudah. Mereka harus dilatih dan dievaluasi saat itu juga. Praktis hanya berlatih bagaimana cara membuka dan menutup presentasi saja, peserta sudah menghabiskan waktu seharian penuh.

Seperti yang tampak pada hari kedua training khusus. Ada 9 peserta yang ikut. Delapan wanita dan satu laki-laki. Mereka berasal dari Banjarmasin (Kalimantan), Semarang (Jawa Tengah), Madura (Jatim), Denpasar (Bali), dan beberapa kota lainnya.

Peserta ini merupakan leader dan top leader di daerahnya. Misalnya Tyas Dedy, yang merupakan top leader Banjarmasin. ’’Di sini kalian tidak boleh berpikir hebat karena telah banyak member dan bonus miliaran. Tapi di sini kalian tidak ada apa-apanya. Namun jika lulus dan lolos dari sini, dijamin Anda semua akan lebih hebat dan top lagi,’’ kata Andri Ariestianto di awal training.

’’Kalian boleh hebat menjelaskan produk di meja. Tapi di hadapan ribuan bahkan ratusan ribu orang, kalian dijamin nol. Tidak ada apa-apanya. Sebentar lagi kita lihat buktinya!’’ tambah Andri lagi.

Benar saja. Saat peserta diminta untuk simulasi menata kursi, memasang LCD projector, hingga displai produk yang standar, masih banyak yang salah. Sorot lampu LCD masih mengenai wajah peserta.

Belum lagi saat peserta diajak membedakan MC dan presenter. Pemahamannya masih banyak yang salah. ’’Nah, ini baru 1 persen dari seluruh materi hari ini. Sudah banyak yang salah dan grogi.

Bagaimana jika menghadapi ribuan orang beneran, dijamin pasti akan kacau,’’ teriak Anton.

Setelah berkali-kali diulang, akhirnya penataan ruangan dan produk untuk sasaran audiens ribuan orang bisa teratasi. Peserta pun diminta memotret standar penataan untuk banyak orang itu.

’’Hmm.. latihan menata aja butuh waktu sejam. Bagaimana materi selanjutnya?’’ celetuk salah satu peserta.

Memang benar. Usai latihan menata ruangan dan sarana presentasi yang ideal, peserta mulai diajak latihan membuka acara. Pertama membedakan mana Master of Ceremony (MC) dan mana presenter.

Saat dilatih, peserta pun banyak yang berperilaku seperti MC. ’’Padahal Anda semua ini leader yang harus menjadi presenter. Bukan MC!’’ teriak Anton lagi.

Akhirnya, peserta pun diminta untuk maju satu per satu memulai pembukaan menjadi presenter. Sebelumnya, Andri dan Anton secara bergantian memberikan clue-clue bagaimana menjadi presenter andal yang mampu menghadapi ribuan orang.

Satu per satu peserta menjajal. Salah satunya Tyas Dedy, top leader Banjarmasin. Namun baru saja memulai, ia sudah kena semprit.

’’Masih seperti MC. Bukan presenter. Masih kelas audiens 5 orang. Ini audiens seribu orang Bro!’’ teriak Andri dari pinggir ruangan.

Peserta lain pun mencoba. Kali ini Mia Widianto. Ia pun mencoba tampil ke depan. Namun baru saja memulai, ia juga masih harus diminta duduk kembali. ’’Sudah duduk, masih kacangan!’’ ucap Anton.

Hal serupa juga dialami tujuh peserta lainnya. Berkali-kali mencoba, namun masih gagal. Mencoba lagi gagal lagi; tidak sesuai dengan harapan maestro dan master Glutera ini.

Praktis belajar membuka presentasi ini saja butuh waktu tiga jam lebih. Peserta pun dibuat ampun-ampun. Tak jarang mereka pun harus keluar masuk ruangan karena stres dalam gemblengan itu.

Akhirnya, setelah diberikan contoh dan password-nya peserta pun baru mengerti. Namun itu pun peserta masih belum bisa 100% bisa. Tapi mereka terus mencoba.

’’Kalimat-kalimat yang saya berikan tadi bisa diduplikasi ke leader di bawahnya. Mudahkan?’’ Tanya Andri.

Peserta pun serempak menjawab; ’’Mudah Bos Cuiin.’’

’’Wah latihan pembukaan aja tiga jam, bagaiman kalau latihan presentasi?’’ celetuk salah satu peserta ada Madura.

Kita tunggu aja bagaimana serunya para orang kaya ini digoreng habis-habisan di ”Kawah Condrodimuko”-nya Glutera. (bersambung)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Satria Bagus
Sumber : Glutera News

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES