Kesehatan

Kepadatan Payudara Tentukan Besaran Risiko

Selasa, 19 Mei 2015 - 10:00 | 52.05k
Dr. Karla Kerlikowske. (Foto: nytimes)
Dr. Karla Kerlikowske. (Foto: nytimes)

TIMESINDONESIATIMESINDONESIA, AS  - Umumnya seorang wanita yang memiliki payudara padat dinyatakan memiliki risiko terkena kanker payudara lebih besar. Namun, hal itu dibantah oleh Dr Constance Lehman, direktur Pencitraan Payudara Universitas Washington, Seattle.

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh tim ahli kanker payudara dan epidemiologi diterbitkan oleh Annals of Internal Medicine, Senin (18/5), menunjukkan bahwa hanya setengah dari wanita berpayudara padat berada pada ambang resiko kanker yang tinggi.

Hasil penelitian tersebut didasarkan pada catatan medis dari 365.426 wanita rentang usia 40-74 tahun yang telah di-skrining mamogram dari tahun 2002-2011. Sekitar 45% dari semua wanita berpayudara padat, tapi tidak semua berisiko tinggi terkena kanker. Sehingga, bagi wanita yang tidak puas dengan hasil mamografi dapat menempuh tes skrining lainnya seperti USG atau MRI.

Menurut Lehman, kepadatan payudara wanita tidak menjadi patokan utama untuk mendeteksi adanya kanker payudara. Hal itu disebabkan hasil pencitraan proses mamografi yang menampakkan perbedaan tipis antara jaringan padat dan tumor atau kanker.

Mamografi merupakan alat skrining dalam prosedur pemeriksaan payudara menggunakan sinar-X berdaya rendah untuk mengetahui kemungkinan risiko kanker payudara pasien. Idealnya mamografi dilakukan setiap satu sampai lima tahun sekali.

Dr Karla Kerlikowske, peneliti sekaligus profesor bidang kedokteran, epidemiologi dan biostatistik dari University of California, San Fransisco, mengungkapkan bahwa dirinya fokus pada pemeriksaan bagi payudara wanita yang tidak terlihat pada mamografi. Menurutnya, ada beberapa faktor alasan hasil mamografi tak bisa sepenuhnya mendeteksi adanya kanker dalam payudara padat.

Payudara padat memiliki proporsi jaringan ikat atau kelenjar lebih tinggi atau padat. Efek yang terlihat antara payudara padat dan tumor atau kanker sama-sama berwarna putih dalam mammogram. Sehingga, jaringan ikat yang padat menyamarkan atau menyembunyikan adanya kanker.

Sedangkan, payudara yang tidak padat atau non-padat, mengandung lebih banyak lemak, efeknya tampak berwarna hitam dalam mammogram. Sehingga, lebih mudah dideteksi adanya kanker atau tidak. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : New York Times

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES