Glutera News Kisah Sukses Perempuan Hebat

Penjahit dari Desa Ini Kaget Bisa Beli Mobil

Kamis, 02 April 2015 - 16:29 | 619.47k
TUKANG JAHIT: Vera Evita Ari di depan tunggangan barunya. Ia ingin berbagi atas kesuksesanya.
TUKANG JAHIT: Vera Evita Ari di depan tunggangan barunya. Ia ingin berbagi atas kesuksesanya.
FOKUS

Kisah Sukses Perempuan Hebat

TIMESINDONESIA – ockquote>

Tak sedikit perempuan-perempuan hebat sukses dalam usaha berbasis jejaring (networking) di Indonesia. Bukan hanya rupiah yang didapat, tapi juga ilmu dan sahabat yang cukup banyak di seantero nusantara. Luar biasa! Yang menarik, banyak di antara mereka adalah ibu rumah tangga. Siapa saja mereka? TIMESINDONESIA bekerja sama dengan PT Glutera Indonesia akan menulis secara bersambung kisah-kisah inspiratif perempuan Indonesia yang sukses di bisnis networking. Berikut bagian keenam kisah sukses mereka.

***

’’Wes thalah Mbak, ayo ikut. Gak usah wedhi gitu. (Sudahlah Mbak, mari ikut, tidak usah takut),’’ ajak salah satu teman Efita sekitar tengah November 2012 silam.

Efita yang punya nama lengkap Vera Efita Ari ini memang mengaku sebagai ibu rumah tangga yang minder. Selain latar belakangnya sehari-hari yang bukan dari kalangan the have, Evita juga punya kelainan hormon. Akibatnya wajah Efita sering tumbuh jerawat yang membandel.

Selain itu, masalah kesehatan yang dialami Efita juga terbilang borongan. Ada sinusitis, problem pencernaan yang kacau, dan kelainan hormon. ’’Saya ini ibu rumah tangga dari orang desa yang kerjaannya tiap hari tukang jahit baju. Eh.. kok diajak bertemu ibu-ibu kaya di mall. Benar-benar minder,’’ kenang Efita mengawali pembicaraan dengan TIMESINDONESIA.  

Untunglah, setelah diyakinkan salah satu temannya, Mbak Emy, Efita mampu membuang rasa mindernya. Akhirnya ia pun berangkat ke mall. ’’Saya mendengarkan Mbak Dewi dan Mas Eko berbagi cerita tentang manfaat Glutera. Saya menyimak benar apa yang disampaikan. Apalagi manfaatnya kok seperti berkaitan dengan sakit yang saya derita,’’ kata perempuan kelahiran Sidoarjo, 40 tahun silam ini.

Nah, setelah mendengar penjelasan tersebut, hati Efita tergerak. Ia pun membelinya. Tak peduli dana tabungan dari hasilnya menjahit kian menipis dipakai untuk membeli produk Glutera. Yang ada di pikiran Efita waktu itu hanyalah ingin mengonsumsi produk tersebut dan penyakitnya sembuh.

Tak terasa, konsumsi produk tersebut membuat kantongnya makin tipis. Suami Efita yang bekerja di sebuah BUMN juga kerap mengeluhkan. Namun di sisi lain, sedikit demi sedikit wajah dan penyakit Efita sembuh. Meski belum total, namun sudah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan sebelum mengonsumsi Glutera.

’’Rasa ingin terus mengonsumsi akhirnya membawa saya untuk menjalankan bisnisnya. Bulan-bulan pertama, saya hanya share-share lewat BBM dan facebook. Hanya iseng saja, wong tujuannya agar tetap bisa mengonsumsi Glutera untuk kesembuhan penyakit saya,’’ papar ibu yang murah senyum ini.

Beberapa bulan Efita hanya iseng menjalankan bisnis Glutera. Sehari-hari tetap saja menjalani rutinitas rumah tangga. Menjadi ibu rumah tangga dan menjahit. ’’Saya belum fokus 100 persen jalankan bisnisnya. Disambi-sambi saja,’’ ujarnya.

Dengan menjalankan bisnis sambil lalu, Efita sudah mendapatkan sejumlah rupiah. Bahkan jika dihitung jauh lebih besar jika dibandingkan dengan jasanya menjahit baju. ’’Sejak itu saya berpikir, kenapa tidak serius sekalian. Toh hasilnya juga jauh lebih besar,’’ tandas Efita.

Berbekal rekan-rekannya yang sudah tertarik dengan produk Glutera, Efita menyeriusi bisnisnya. Ia pun terbang ke Makassar, Medan, Jakarta, hingga Ambon untuk membantu temannya menaikkan omset. ’’Bayangin, saya ini orang ndeso tukang jahit, bisa naik pesawat terbang. Gak kebayang. Tapi sekarang senang, bisa jalan-jalan sambil kerja,’’ ucapnya yang disambung tawanya yang renyah.

Karena keseriusannya, di tahun pertama Efita menjalankan bisnisnya, ia mampu meraup omset hingga Rp 500 juta. Dengan omsetnya itu, bonus rupiah pun mengalir. Ia pun sudah bisa membeli mobil Panther untuk keluarga. Ia juga merenovasi rumahnya.

Bahkan, di tahun berikutnya, 2014, Efita sudah punya kendaraan sendiri. ’’Keluarga sudah punya kendaraan sendiri yang besar, nah saya juga sudah punya kendaraan sendiri. Modalnya hanya istiqamah dan semangat berbagi,’’ tutur Efita.

Hidup harus saling membantu dan berbagi. Begitulah yang selalu ada di benak Efita. Karenanya, Efita pun terus mengajak ibu rumah tangga yang senasib dengannya. Paling tidak ia ingin ibu-ibu mampu berdiri di kaki sendiri dengan bekal istiqamah dan semangat.

Maka, ia pun berhasil membuktikan niat tulusnya tersebut. Beberapa ibu rumah tangga yang tidak punya kendaraan, dalam dua bulan sudah bisa membeli motor. Ada juga yang sudah mampu membeli mobil.

’’Yang terpenting semua sehat dan bisa keluar dari penyakitnya. Di pihak lain kita bisa bersyukur lebih pada Tuhan karena bisa berbagi pada sesama. Karena sejatinya hidup itu tidak hanya berhenti untuk disi sendiri. Tapi juga bisa dirasakan yang lain. Inilah semangat yang kami bawa dalam bisnis ini. Luar biasa. Banyak sahabat, banyak teman, dan banyak silaturahim. Ini harta yang luar biasa bagi saya,’’ tutur Efita. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Satria Bagus
Sumber : Glutera News

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES