Peristiwa Daerah

Menilik Maung Siliwangi di Tlatah Sunda

Kamis, 23 Maret 2017 - 08:01 | 171.06k
Meme menarik soal Mau Siliwangi (Foto : Arum For TIMES Indonesia)
Meme menarik soal Mau Siliwangi (Foto : Arum For TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Harimau atau maung menjadi satwa kebanggaan masyarakat Jawa Barat dan memiliki akar historis yang kuat di tanah pasundan ini.

Selain identik dengan Prabu Siliwangi, maung sancang atau panthera tigris sondaica ini merupakan satwa endemik Jawa Barat yang penyebarannya merata di Pulau Jawa.  

Maung sancang di Tlatah Sunda adalah simbol kewibawaan dan keluhuran budaya Sunda. Silih Asah, Silih Asih, dan Silih Asuh yang sarat filosofis.
 
Ada yang unik dari Viralnya soal patung harimau di Markas Komando Rayon Militer Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut di media sosial menarik untuk dicermati dengan melihat reaksi dua kandidat kuat yang digadang-gadang sebagai Calon Gubernur Jawa Barat,  Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.  

Kang Emil dengan segera membuat meme mengenai patung harimau di Makodanramil Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut itu. Segera saja cuitan meme tersebut menjadi viral dan menjadi bahan olok-olok di media sosial dengan beragam meme yang muncul. Sehingga entah disadari atau tidak, sebagai public figure yang memiliki follower berjibun dan cuitannya memiliki nilai strategis, Kang Emil terjebak sebagai sri panggung dalam ranah media sosial.

Kicauannya asal beda, asal populer, asal nyeleneh dan asal ramai. Sehingga di satu sisi, khususnya di masalah patung harimau ini, Kang Emil kehilangan empati pada sesama institusi negara, yaitu TNI. Dimana seharusnya sebagai bagian dari institusi pemerintahan, Kang Emil hendaknya ikut menjaga wibawa, etika dan kehormatan Makondanramil Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, menjaga nama baik Jawa Barat.

Terkait viralnya patung harimau ini, respon berbeda ditunjukan oleh Dedi Mulyadi. Secara pribadi, Dedi segera memberi sumbangan berupa patung harimau sancang seberat 3 kwintal dengan panjang 4 meter ke Markas Komando Rayom Militer Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut.

Dengan memahami aspek historis, budaya dan makna strategis maung yang dipilih sebagai Ikon Komando Daerah Militer III/ Siliwangi Jawa Barat, hal ini menjadi yang sepantasnya dilakukan oleh seorang pimpinan wilayah terhadap Korps TNI sebagai mitra di daerah.

Disini Dedi Mulyani menunjukan empati dan solidaritas terhadap Korps TNI. Hal ini bisa jadi karena dilatar belakangi oleh dirinya sebagai anak tangsi, mengingat  ayahnya adalah dari mantan prajurit TNI berpangkat Praka III.

Arum Kusumaningtyas, S.IP, M.Sc Peneliti Senior INDEXPOLITICA, Kamis (23/3/2017) mengatakan
 Empati, solidaritas, pengetahuan mengenai sejarah, nilai filosofi dan pemahaman budaya Sunda di sini yang menjadi pertaruhan untuk menjaga nama baik Jawa Barat.

"Kasus patung maung ini, jika hendak ditarik pada kasus pengadaannya yang tidak profesional, hendaknya tidak digunakan oleh bahan meme oleh seorang pejabat publik,"katanya.

Karena patung itu dimaksudkan sebagai simbol kewilayahan institusi negara yang syarat nilai filosofis. Sebagai pejabat publik, seharusnya memahami etika-etika komunikasi ini.

Tidak semuanya bisa menjadi bahan meme dan topik gurauan di sosial media. Memahami hal-hal tersebut membutuhkan soft skill kepemimpinan dari seorang pejabat publik.

Nampaknya, Kang Emil kembali harus belajar dan memahami akar historis daerahnya untuk memahami konteks Maung Sancang di Jawa Barat, sehingga satwa ini menjadi ikon Kodam III Siliwangi.

"Karena Jawa Barat bukan hanya Kota Bandung, yang dikenal sebagai tempat seniman kreatif nan lucu seperti P-Project, jika memang serius hendak merebut hati masyarakat Tanah Pasundan dalam kontestasi menuju kursi Jawa Barat 1 tahun depan,"ujar Dia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES