Indonesia Positif

Tangkal Anti Nasionalisme, Habib Luthfi Akan Baiat 1.000 Santri

Rabu, 26 Oktober 2016 - 05:47 | 64.67k
Habib Luthfi saat Konferensi Internasional di Pekalongan. (foto: dok timesindonesia)
Habib Luthfi saat Konferensi Internasional di Pekalongan. (foto: dok timesindonesia)

TIMESINDONESIA, JEPARADalam rangka menangkal radikalisme dan mengikis benih-benih anti Pancasila, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Jepara akan menggelar “Maulid Kebangsaan: Baiat 1.000 Santri Cinta NKRI” pada Kamis malam, (27/10/2016). Acara dipusatkan di Masjid Baiturrahim, Desa Tengguli, Kecamatan Bangsri, Jepara, Jateng.

Pengajian akan dihadiri oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya dan Habib Zainal Abidin Assegaf dari Pekalongan itu adalah rangkaian acara puncak peringatan Hari Santri Nasional yang digelar PCNU Jepara bersama Sarjana Kuburan (Sarkub) Jepara dan Ansor Tengguli, Jepara.

Menurut Katua Panitia Ahnafuddin, acara Maulid Kebangsaan ini digagas sebagai respon terhadap mengeringnya rasa cinta tanah air di kalangan anak muda. Ada 4 persen penduduk Indonesia, jelasnya, yang mendukung gerakan ISIS. “Ini kalau dibiarkan akan terus bertambah,” tambah Ahnaf.

Yang memprihatinkan, data 2015 lalu, ada survei yang menunjukkan angka tentang dukungan radikalisme atas nama agama yang cukup mengkhawatirkan. Data itu menunjukkan bahwa ada 52 persen guru sekolah yang setuju tindak kekerasan atas nama solidaritas Islam demi penerapan syariat Islam di Indonesia.

“14, 2 persen malah setuju penggunaan bom,” ujar Ahnaf memperlihatkan data penelitian LKiP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Melunturnya cinta tanah air ini bisa dilihat dari maraknya orang-orang atau komunitas pendidikan yang mengharamkan hormat kepada bendera merah putih. Bahkan menuduhnya syirik dan bid’ah. Dan, ironisnya, semua diatasnamakan pemurnian akidah. Seakan-akan cinta tanah air itu bukan bagian dari ajaran Islam.

Mereka yang menebar keraguan berbangsa tidak mengetahui kalau kalangan santri banyak yang sangat dekat dengan akses pengetahuan agama. Misalnya, penyusun lambang Garuda Pancasila (Habib Sultan Hamid), pencipta lagu Hari Merdeka (Habib Husain Mutahar), dan juga pencita lagu Nasional Ya Ahlal Wathan (KH Wahab Chasbullah) dan seterusnya.

Baiat 1.000 Santri Cinta NKRI, tambah Ahnaf, adalah ikar nyata menanamkan benih-benih persatuan di antara warga negara. “Bukan hanya santri yang dibaiat nantinya, seluruh warga negara yang hadir akan mengikuti baiat bersama Habib Luthfi,” ujarnya.

Sebelum acara baiat, ada agenda Tawasulan Waliyullah pada 26 Oktober 2016. Sebanyak 10 Hafidz Al-Qur’an akan hadir membacakan 30 juz khatam kepada ratusan nama wali se-Jepara dan nama-nama arwah peserta haul masal. Sehari setelahnya, digelar acara seminar Hari Santri bertema “Mengembalikan Tokoh NU yang Hilang dari Sejarah” di Gedung MWC NU Bangsri. (*)
 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES