Peristiwa Daerah

Warga-Mahasiswa Demo, Penolakan Tambang Pasir Besi Berlanjut

Senin, 17 Oktober 2016 - 11:49 | 118.67k
Massa AMPEL saat menggelak aksi damai di depan Kantor Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Jember. (Foto: Mahrus/TIMES Indonesia)
Massa AMPEL saat menggelak aksi damai di depan Kantor Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Jember. (Foto: Mahrus/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Sekitar seribu massa gabungan dari warga dan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan (AMPEL) menggelar aksi damai di depan Kantor Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (17/10/2016) siang. 

Mereka mendesak pemerintah daerah untuk memperjelas status pencabutan izin konsesi tambang pasir besi yang rencananya akan dilakukan di Pesisir Paseban. 

"Karena penambangan pasir besi pasti merusak lingkungan dan menyebabkan konflik horisontal yang menyengsarakan rakyat," kata Koordinator Aksi, M. Harun Sucipto. 

Menurut dia, pesisir pantai itu semestinya digunakan sebagai kawasan ekowisata yang dampak ekonominya bisa dirasakan oleh masyarakat setempat. Bukan malah dieksploitasi sumber daya alamnya, karena lokasi ini bukan untuk kawasan industri. 

"Di sisi lain warga Paseban sudah cukup lama menderita tekanan batin, karena adanya pro dan kontra terkait rencana penambangan pasir besi tersebut," ujarnya. 

Koordinator mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember, Moh. Abdurrasosik menuturkan, aksi ini merupakan perwujudan sikap warga yang tetap kukuh menolak rencana penambangan pasir besi. Aksi ini, kata dia, juga langkah untuk menepis isu jika warga tak lagi solid dalam menolak tambang.

"Karena masyarakat memang lebih memilih menanam daripada menambang. Warga lebih suka lahan di pesisir pantai digunakan sebagai lahan pertanian dan eko wisata bukan area pertambangan," ucapnya. 

Untuk itu, Muhammad, mengatakan, PMII Jember berkomitmen untuk tetap bersama rakyat dalam menolak segala bentuk ekploitasi lingkungan, terutama tambang pasir besi di Paseban tersebut. 

Sementara itu, Kepala Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Lasidi Agung S. menyatakan, bahwa pemerintah desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berpihak ke aspirasi rakyat.

"Kami tinggal menindaklanjuti permintaan kalian semua. Karena pansus DPRD tingkat provinsi telah menolak rencana penambangan di Paseban. Dan kami juga akan sampaikan ke Ibu Bupati terkait penolakan penambangan ini," katanya. 

Kendati begitu, Lasidi tetap meminta warga selalu kompak menolak rencana pertambangan tersebut. Sebab hal itu menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas pemerintah semata. 

"Jangan dipasrahkan ke siapapun, termasuk dititipkan kepada kepala desa dan perangkatnya. Karena masalah ini sangat penting. Penolakan tambang mutlak menjadi tanggung jawab masyarakat Paseban," ujarnya. 

Pantauan TIMES Indonesia, aksi seribuan massa ini dikawal ketat oleh petugas kepolisian dari jajaran Polres Jember. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES