Kopi TIMES

Meneladani Iblis

Senin, 26 September 2016 - 08:33 | 97.83k
BUSRI TOHA (Wartawan TIMESIndonesia)
BUSRI TOHA (Wartawan TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, SUMENEPDALAM institusi pemerintah terdapat lingkaran Iblis dan lingkaran malaikat. Lingkaran iblis selalu berusaha menguatkan satu sama lain. Berbagai strategi dilakukan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Tidak peduli halal maupun haram. Segala cara pun dilakukan demi meraih cita.

Sementara, lingkaran malaikat terkesan lemah. Mereka tidak memiliki strategi untuk menenggelamkan kelompok Iblis. Meski ada strategi tapi tidak dilakukan dengan maksimal, tidak ngotot. Padahal, untuk menenggelamkan lingkaran setan harus benar-benar terencana dan sistimatis. Tak boleh goyah. Agar tidak tinggal nama.

Dari saking lemahnya, justru lingkaran malaikat terperangkap dengan lingkaran setan. Mereka telah membentuk sistem baru, membuat komunitas berbeda. Berbaju malaikat berjiwa iblis. Sok suci, sok kiai, sok tak mau uang haram, jika diberikan dengan tangan terbuka. Beda bila di bawah meja, diterima dengan lapang dada.

Saya teringat dengan kasus ketika iblis atau setan dilempar dari surga ke dunia. Setan dilempar karena tidak mau bersujud kepada Nabi Adam sesuai dengan perintah-Nya. Setan telah membangkang terhadap perintah Tuhan.  Pembangkangan setan karena merasa lebih baik dari pada manusia. Mungkin saja, Setan tidak mau bersujud kepada selain Allah.

”Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti bagi orang-orang yang zalim. (QS.Al-Kjahfi : 50)

***

Setan sungguh luar biasa. Setan tidak pernah mengumpat manusia jika gagal mengganggu manusia. Setiap saat, setan dengan penuh sabar terus menjadi penggoda dan mengajak manusia pada tindakan yang dilarang oleh Allah. Jika satu kali gagal, beberapa saat kemudian dia kembali lagi. Menggoda dan menjerumuskan pada Neraka.

Kegagalan bukan membuat setan berputus asa. Dia tidak pernah putus asa untuk mengganggu manusia. Meski manusia menjelek-jelekkan Setan, hingga mengusirnya, dia tidak pernah berhenti menjadi makhluk pengganggu. Dia tidak marah karena manusia tidak mengikuti bujukannya. Justru, dia datang kembali dan merayunya lagi. Berbagai strategi terus dilakukan. Begitulah setan. Semangat memperjuangkan tugasnya tidak pernah surut.

Berbeda dengan setan. Dalam sebuah hadist Hasan disebutkan, bahwa Malaikat Jibril pernah marah. Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad bersabda, ”Manakala Allah menenggelamkan Fir’aun, dia berkata, ’Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang yang dipercayai oleh Bani Israil” (QS. Yunus: 90). Malaikat Jibril berkata, ”Wahai Muhammad, seandainya kamu melihatku mengambil lumpur laut, lalu aku suapkan di mulutnya karena aku takut rahmat mendapatinya” (Hadist).

Begitulah salah satu kisah yang pernah saya dapatkan bahwa malaikat pernah marah. Bukan berusaha membujuknya agar mendapatkan rahmat Tuhan. Padahal, kalau setan menjadi penggoda manusia mulai dari lahir hingga menjelang ajal manusia, tetap diganggu. Meski selama hidupnya berbuat kebaikan, pada akhirnya setan tetap berupaya agar mengikuti jejaknya.

Begitu pula dengan kasus lingkaran malaikat di institusi pemerintah. Bagi saya, tidak semua orang-orang di institusi pemerintah adalah bobrok. Masih sangat banyak para pejabat yang bersih dan tidak mau dengan uang hasil menjarah hak rakyat.

Kesucian mereka itu bukan hanya dijadikan contoh oleh yang lain. Tetapi, komunitas Malaikat harus ikut berjuang membangun sistem dilingkungannya agar bisa mempengaruhi lingkungan setan yang bobrok. Mencoba merayu agar lingkaran Setan berubah menjadi lingkaran Malaikat.

Komunitas suci dalam institusi pemerintah, tidak ada salahnya meniru semangat perjuangan setan yang pantang menyerah untuk meraih apa yang diinginkan.

Lingkaran malaikat harus sama-sama berjuang untuk memberantas tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme. Jihad melawan korupsi bukan perkara mudah. Memang butuh ketekunan dan kesabaran.

Tidak ada perjuangan mudah. Menghancurkan lingkaran setan harus ada kekuatan penuh, terencana, sistematis, sabar dan pantang menyerah. Jika KO dalam perjuangan ini, berarti masih belum matang meneladai nilai perjuangan Iblis yang tekun menjerumuskan manusia ke jurang petaka. (*)


BUSRI TOHA : Wartawan TIMESIndonesia

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES