Kuliner

Masakan Khas Tuban Digemari Warga Lokal hingga Turis

Minggu, 28 Agustus 2016 - 12:41 | 164.99k
Ibu Sutiah sedang melayani pembeli pelanggan becek mentok yang singgah di warung 'Sor Sawo' Tuban, Minggu (28/8/2016). (Foto : Safuwan/TIMES Indonesia)
Ibu Sutiah sedang melayani pembeli pelanggan becek mentok yang singgah di warung 'Sor Sawo' Tuban, Minggu (28/8/2016). (Foto : Safuwan/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TUBAN – Warung 'Sor Sawo' di Gang Buyung, Jalan Majapahit, Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Jatim) dengan menu makanan tradisional masih mampu tetap bertahan di tengah derasnya serbuan makanan-makanan modern. 

Warung tradisional milik ibu Sutiah 65 tahun, tetap setia menyajikan makanan khas dengan menu becek mentok dan sate mentok tak membuat warung sederhana itu sepi peminat. Warung berdinding anyaman bambu dan berdiri tepat di pinggir sungai selalu menjadi jujukan para pecinta kuliner.

"Saya jualan becek mentok dan sate mentok sudah 21 tahun," aku ibu empat orang anak dengan enam orang cucu ini, saat ditemui TIMESINDONESIA, Minggu (28/8/2016).

Sutiah, menceritakan awal mula dirinya berjualan becek mentok dan sate mentok hanya dengan bermodalkan keberanian dan kepercayaan diri atas keahliannya memasak kedua jenis masakan khas Tiban itu. "Saya sama suami, pak Supri, yakin masakan saya akan di sukai banyak orang. Sama modal uang pinjaman dari koperasi," sambung dia. 

Sutiah menjelaskan, dengan berjalannya waktu, masakan rasa becek mentok dan sate mentok yang cukup terasa gurih dan dagingnya yang empuk membuat penikmat kaliber berdatangan. Bahkan, pelanggannya yang lantas menamai warung Sutiah dengan nama warung ‘Sor Sawo’, sebab warung miliknya berdiri dibawah pohon sawo.

"Waktu itu masih berada di pinggir jalan Mojopahit, berdiri di bawah pohon sawo selama lima belas tahun. Setelah itu pindah di gang buyung sampai sekarang," urainya menceritakan. 

Sutiah, membeberkan, cara memasak becek mentok dan sate mentok sebenarnya tidak sulit. Daging-daging mentok yang sudah dibersihkan kemudian direbus. Setelah daging sudah terlihat empuk, kemudian di campur dengan santan. "Kalau becek mentok bumbunya ya seperti bumbu gule pada mumnya itu,” jelas Sutiah.

Sementara untuk bumbu sate mentok juga seperti sate pada umumnya yakni, kecap, bawang merah, tomat dan cabai. Daging mentok yang empuk ditambah aroma bumbu membuat para pecinta kuliner lokal terasa ketagihan.

"Kebanyakan sate itu kan bahannya dari daging ayam atau kambing, tapi rasa sate mentok ini lebih enak. Dagingnya besar, empuk, dan gurih,"lanjutnya. 

Sutiah menuturkan, dengan ramainya pelangan yang mampir ke warungnya, perhari Ia harus menyediakan sekitar 10 sampai 15 ekor mentok. "Rata-rata habis 10 ekor mentok, beda lagi kalau dapat pesanan dari luar," ucapnya. 

Menurut Sutiah, tidak hanya pecinta kuliner dari Tuban saja yang ketagihan. Dari berbagai daerah banyak yang datang, bahkan pernah ada pecinta kuliner dari luar negeri. "Sering orang dari Bogor, Bandung, Jakarta, Surabaya. Bahkan pernah warga bule katanya orang Jerman juga pernah ketagihan masakan becek mentok dan sate mentok,” lanjutnya.

Apalagi, harga untuk satu porsi becek mentok tidak menguras kantong. Hanya cukup dengan uang Rp. 10 ribu, pelanggan sudah bisa menikmati kelezatan becek mentok. "Ada pelanggan yang kasih saya 15 ribu," katanya. Sementara untuk sate mentok pertusuk di jual Rp3 ribu. Kedua menu itu, bisa disantap dengan nasi jagung maupun nasi putih. "Minumnya legen, khas Tuban juga," sebutnya. 

Becek mentok dan sate mentok ala ibu Sutiah ini  pernah mendapatkan juara favorit di ajang 'Gelar Makanan Khas Daerah' oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, pada tahun 2008 silam. Waktu itu, Sutiah diminta oleh sejumlah pelanggannya agar ikut berpartisipasi dalam lomba tersebut. 

"Alhamdulilah gelar masakan khas daerah waktu itu becek mentok mendapatkan juara favorit. Waktu itu dapat tropi dan uang lima ratus ribu rupiah,” kenang Sutiah.

Satu diantara pelanggan warung 'Sor Sawo' asal Tuban, Evi 25 tahun, mengaku becek mentok Sutiah berbeda dengan becek-becek yang lainnya. Baunya yang tidak terlalu amis, membuat dirinya ketagihan membeli becek mentok maupun sate mentok.

"Rasanya enak dan gurih, dagingnya juga empuk. Selain makan disini sama keluarga, kadan juga bungkus untuk dimakan di rumah,” kata Evi. (*)      

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ardiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES