Peristiwa Daerah

Kecam Penganiayaan, Jurnalis Probolinggo Gelar Teaterikal

Selasa, 16 Agustus 2016 - 18:07 | 53.60k
Wartawan Probolinggo turun ke jalan mengecam tingkah oknum TNI di Medan yang menganiaya dua wartawan, Selasa (16/8/2016).  (foto: M. Iqbal/TIMESIndonesia)
Wartawan Probolinggo turun ke jalan mengecam tingkah oknum TNI di Medan yang menganiaya dua wartawan, Selasa (16/8/2016). (foto: M. Iqbal/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Kecaman terhadap tingkah oknum TNI di Medan yang menganiaya dua wartawan, juga muncul di Probolinggo, Selasa (16/8/2016). Puluhan wartawan melakukan aksi long march dan teaterikal di jalan, untuk mengecam tindakan tersebut.

Dalam aksi itu, mereka memeragakan adegan penyerangan terhadap oknum TNI terhadap wartawan yang sedang meliput peristiwa. Ada yang memerankan sebagai wartawan, ada yang berperan sebagai oknum TNI, lengkap dengan seragam doreng.

Baca Juga: Jurnalis di Madura Kecam Aksi Kekerasan Jurnalis di Medan

Selanjutnya, seluruh atribut pers dilepas. Mulai dari id card, block note, kamera dan handycam. Alat peliputan tersebut kemudian disandingkan dengan batu nisan bertuliskan kebebasan pers. Sebagai simbol matinya kebebasan pers di indonesia.

Aksi long march dilakukan di Jl dr Moh Saleh, Kota Probolinggo. Adapun aksi teaterikal dan lepas atribut jurnalis, dilakukan di Pertigaan Jl dr Moh Saleh dengan Jl Panglima Sudirman, kota setempat.

Mereka juga membawa poster bertuliskan "#save jurnalis Indonesia," "berita tak seharga nyawa," dan "kami jurnalis bukan musuh TNI". Sepanjang aksi, wartawan terus berorasi secara bergantian.

"Dalam kasus medan kemarin (Medan, Red), kan yang demo warga, bukan wartawan. Tapi kenapa yang dianiaya wartawan. Padahal mereka (wartawan korban penganiayaan), sudah mengatakan berulang kali pada oknum TNI AU, jika mereka adalah wartawan," teriak Faisal, salah satu wartawan dalam orasinya.

Dalam orasi tersebut, wartawan meminta pada dewan pers dan aparat penegak hukum untuk mengadili oknum penganiaya wartawan dengan UU yang berlaku.

"Setidaknya kami berharap, kasus ini bisa diselesaikan di meja hijau. Selain itu, dewan pers harus menjalin MoU dengan TNI agar tidak lagi terjadi insiden semacam ini," pungkas Faisal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES