Peristiwa Internasional

China Kembali Larang Umat Islam di Xinjing Berpuasa

Rabu, 08 Juni 2016 - 13:16 | 76.32k
Para warga Muslim di Xinjiang, China. (Foto: Reuters)
Para warga Muslim di Xinjiang, China. (Foto: Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah komunis China kembali berulah dan mendapat kecaman dari banyak negara di dunia, karena kembali mengeluarkan larangan bagi pegawai negeri sipil, guru dan siswa Muslim di Xinjiang untuk berpuasa di bulan Ramadhan.

Bahkan tak hanya itu, China juga memerintahkan restoran di wilayah itu tetap buka. Setiap tahunnya, larangan itu dikeluarkan pemerintah Komunis China di daerah dengan 10 juta warga Muslim Uighur itu. 

Xinjiang, menurut China, adalah daerah tumbuh suburnya kelompok militan separatis yang memicu bentrokan dan kekacauan.

Seperti dilansir dari The Independent, Selasa (7/6/2016) surat larangan itu juga sebarkan di situs pemerintah kota Korla di Xinjiang tertanggal Kamis pekan lalu.

"Anggota partai, kader, pegawai negeri sipil, siswa dan anak-anak dilarang puasa di Ramadan dan dilarang ikut ambil bagian dalam aktivitas keagamaan. Selama bulan Ramadhan, bisnis makanan dan minuman dilarang tutup," ujar peringatan di situs pemerintah kota Korla di Xinjiang tertanggal Kamis pekan lalu itu.

Peringatan yang sama juga dikeluarkan oleh berbagai kota di Xinjiang. Dalam salah satu pengumuman, warga diimbau "mencegah siswa dan guru dari semua sekolah masuk masjid untuk melakukan aktivitas keagamaan", selama Ramadhan.

Sementara itu, di utara kota Altay, pejabat setempat sepakat "meningkatkan kontak dengan orang tua", untuk "mencegah puasa selama Ramadhan". Hal itu berdasarkan pemberitaan di situs Ethnicities Religion pada Jumat lalu.

Mendengar pelarangan itu, kelompok HAM mengatakan bahwa pengekangan kebebasan beragama oleh China terhadap warga Muslim ini malah justru memicu bentrokan masyarakat di wilayah otonomi tersebut.

Dilxat Raxit dari kelompok Uighur di pengasingan, Kongres Uighur Dunia, mengecam pelarangan itu, dengan mengatakan, "China berpikir agama Islam masyarakat Uighur mengancam pemerintahan Beijing."

Padahal pekan lalu, China dalam pernyataannya menyatakan tidak membatasi kebebasan beragama Muslim Uighur selama Ramadhan. China mengatakan, kebebasan beragama di Xinjiang saat ini "tidak tertandingi." 

Larangan berpuasa di Xinjiang memicu protes di kota Lucknow, negara bagian Uttar Pradesh, India. Para demonstran membakar boneka Presiden China Xi Jinping dan meneriakkan slogan anti China.

"Jika China tidak mencabut larangan itu dalam satu atau dua hari, kami akan membakar seluruh barang-barang China yang diimpor India," kata mereka, dikutip dari laman Business Standar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : CNN News

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES