Kendalikan Harga Sembako, Bulog Gelar Operasi Pasar

TIMESINDONESIA, MALANG – Guna menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan, Bulog Sub Divre VI Malang kini kembali menggencarkan operasi pasar. Pasar Tawang Mangu dan Pasar Dinoyo menjadi sasaran Bulog untuk melakukan operasi pasar. 

Kepala Bulog Sub Divre VI Malang, Arsyad mengatakan dalam operasi pasar kali ini pihaknya bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang, menyediakan gula pasir sebanyak  2-3 ton, beras 200 kg, minyak goreng 50 liter dan 100 kg di masing-masing titik.

"Ini sudah kami lakukan sejak tanggal 27 Mei kemarin, sampai nanti menjelang lebaran. Saat ini 
Ada di dua tempat tersebut, nanti kalau memungkinkan akan dilakukan secara Mobile ke tempat lain. Fokusnya ada pada stabilisasi harga khususnya gula," paparnya pada MalangTIMES, Selasa (31/5/2016). 

Dijelaskannya, saat ini harga gula di pasaran berada dikisaran angka Rp 13 ribu pasca operasi pasar, dari sebelumnya mencapai Rp 15 ribu.

Bulog menargetkan harga gula bisa terus turun di angka Rp 12 ribu perkilogram. Bulog pun menjamin ketersediaan gula aman menjelang bulan ramadhan, lantaran setiap hariq pasokan gula terus masuk dari PG di Mojokerto dan Kediri sebanyak 40 ton. 

"Untuk gula pasir Rp11.750/kg, beras Rp8.700/kg, minyak goreng Rp11.300/ liter dan tepung terigu Rp7.200 per kilogram. Itu harga jual bahan pokok berdasarkan Bantuan Ongkos Angkut (BOA) Pemprov Jatim," katanya. 

Sementara, Wakil Wali Kota Malang, Sutiaji mengimbau kepada masyarakat agar membeli bahan kebutuhan pokok secukupnya saja untuk menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi di Kota Malang.

Ia menambahkan bahwa ekspektasi masyarakat akan ketersediaan bahan pokok di Kota Malang sangat aman dan mencukupi jelang Bulan Puasa Ramadhan serta Hari Raya Idul Fitri 1437 H.

"Dari hasil Operasi Pasar yang dilaksanakan Bulog diketahui bahwa saat ini masyarakat lebih membutuhkan ketersediaan gula yang berlebih dari pada ketersediaan beras, karena di pasar permintaan akan beras di nilai lebih stabil kondisinya ketimbang permintaan gula yang melonjak,"pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement