Peristiwa

Peneliti ITS Yakini Bendungan Bernoulli Bisa Hentikan Semburan Lumpur

Sabtu, 28 Mei 2016 - 21:53 | 156.90k
Ir Djaja Laksana menunjukan cara kerja Bendungan Bernoulli.(foto: Rudy Mulya/SidoarjoTIMES)
Ir Djaja Laksana menunjukan cara kerja Bendungan Bernoulli.(foto: Rudy Mulya/SidoarjoTIMES)

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Semburan lumpur panas Lapindo di kawasan Kecamatan Porong, Sidoarjo, sudah berlangsung selama 10 tahun. Berbagai upaya dilakukan untuk menghentikan dan menanggulanginya sudah dilakukan oleh pihak Minarak Lapindo Jaya bahkan Pemerintah Pusat juga sudah mencoba berbagai cara untuk menghentikan volume luapan lumpur yang setiap hari keluar.

Namun, belum satupun yang dianggap benar-benar bisa menghentikan semburan lumpur itu yang masuk dalam bencana nasional itu.

Baca Juga: Aksi Peringati 10 Tahun Tragedi Lumpur Lapindo

Hal ini membuat Ir Djaja Laksana, peneliti alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menawarkan teori Bendungan Bernoulli. Metode ini dipercaya bisa menghentikan sekaligus mengembalikan luapan lumpur kembali bawah tanah atau perut bumi.

Bendungan-bernoulipDlx.jpg

Gambar Teori Bendungan Bernoulli.(foto: Rudy Mulya/SidoarjoTIMES)

Ditemui awak media di tempat usahanya, Djaja Laksana yang pada tahun 2010 dan 2014 pernah mengemukakan teori ini meyakini teori Bendungan Bernoulli bisa dijadikan referensi untuk menyelesaikan permasalahan luapan lumpur Lapindo ini.

Secara teknis, Djaja Laksana memaparkan jika pada setiap tekanan yang datang dari bawah pasti memiliki ketinggian atau head maksimal. Pemahaman itulah yang dijadikan dasar oleh Djaja Laksana mengenai metode Bendungan Bernoulli.

“Pada dasarnya setiap tekanan pasti ada head-nya. Kalau sudah mencapai ketinggian maksimal, pasti akan berhenti dan kembali lagi ke bawah,” ujarnya, Sabtu (28/05/2016)

Lebih jauh Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu menegaskan bahwa Bendungan Bernoulli juga bisa mengembalikan luapan lumpur yang selama ini meluber kembali ke bawah tanah atau perut bumi, sehingga daerah sekitar yang terdampak bisa dimanfaatkan kembali.

“Teorinya kalau dikembalikan lagi ke dalam perut bumi, pasti bisa,” jelasnya sambil menunjukkan proses kerja metode Bendungan Bernoulli.

Dari hitungan sementara, Imbuh Djaja, untuk membangun bendungan Bernoulli dibutuhkan waktu sekitar 8 bulan. Setelah ketinggian bendungan dirasa cukup, sedikit demi sedikit, lumpur yang ada di sekitar area akan dikembalikan ke perut bumi.

"Bendungan Bernoulli saya perkirakan bisa dibangun sekitar 8 bulan. Saya kalkulasi membutuhkan biaya pembangunn sekitar Rp 8 triliun. Saya anggap itu sebagai langkah terbaik dibanding kerugian yang selama ini timbul akibat luapan lumpur yang sudah mencapai ratusan triliun," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES