Ekonomi

Sutrisno, Gigih Berupaya agar Tahu Naik Kelas

Jumat, 27 Mei 2016 - 11:47 | 62.98k
TELATEN: Sutrisno ketika berada di rumahnya, Selasa (24/5/2016). (Nurliana Ulfa/BatuTIMES)
TELATEN: Sutrisno ketika berada di rumahnya, Selasa (24/5/2016). (Nurliana Ulfa/BatuTIMES)

TIMESINDONESIA, BATU – Sutrisno sedang menerima tamu di kediamannya ketika BATUTIMES bertandang ke rumahnya di Kelurahan Temas Kota Batu, Selasa (24/5/2016).

Ia kini dikenal sebagai pengusaha tahu yang sukses. Untuk meraihnya, banyak liku-liku yang dilalui Sutrisno dalam membesarkan usaha tahunya.

”Ya awalnya pabrik tahu itu sudah turun temurun dari kakek saya tahun 1956. Lalu diturunkan ke bapak saya tahun 1960,” kenang pria 45 tahun ini.

Sutrisno remaja pada 1990 sering membantu orang tua membuat tahu di Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Penghasilan dari usaha tahu itu yang digunakan orang tuanya untuk membiayai kuliah Sutrisno.

Namun, lambat laun, usaha orang tuanya tersebut makin sepi dan nyaris gulung tikar. Hal itu membuat keluarga sedih dan was-was karena usaha tahu adalah tulang punggung keluarga.

Sutrisno saat itu masih duduk di bangku kuliah semester 5. Akibat dari seretnya usaha tahu ayahnya, ia harus cuti karena kekurangan biaya.

Sutrisno pun terketuk untuk mencari uang sendiri seraya mengambil alih kendali usaha tahu yang dikelola ayahnya. Ia melihat ada yang salah dalam manajemen dan pemasaran tahu milik orang tuanya tersebut.

”Waktu itu saya cuti dua tahun. Lalu bekerja menjadi pegawai di salah satu usaha mebel.  Sambil membenahi pabrik tahu yang sedang kolaps tersebut,” papar pria alumni Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Akuntansi Tahun 1988 ini.

Setiap pukul 2 dini hari, suami dari Oktaviana M. Sutrisno ini menaiki sepeda motor menjual tahu ke pasar-pasar di Kabupaten Malang.

Sedangkan pukul 08.00, ia sudah berada di kantor perusahaan mebel untuk bekerja sebagai sekretaris.

Setelah dua tahun berlangsung dengan rutinitas seperti itu, akhirnya bapak tiga putra ini mengundurkan diri dari perusahaan mebel tempatnya bekerja.

Ia ingin fokus membangun kembali pabrik tahu keluarganya yang perlahan-lahan hidup kembali. ”Ternyata strateginya adalah setiap ada pasar baru yang dibuka, saya datang sendiri ke pasar tersebut untuk membuat sub agen,” jelas alumni SMAN 2 Lawang ini.

Dengan strategi memperluas pasar tersebut, usaha tahu Sutrisno pun berkembang pesat. Ia bisa menyelesaikan kuliah di UMM dan punya modal mengembangkan usaha.

Dengan penuh semangat, ia terus gerilya ke pasar-pasar. Hingga ia memiliki sub agen di 15 pasar di Malang raya, Pasuruhan, dan Sidoarjo.

Ketika produksi tahu dikelola orang tuanya, volue produksi sekitar 1,5 kwintal kedelai per hari dan terus meurun.

Berkat perluasan pasar yang dilakukan Sutrisno, akhirnya  mampu menghabiskan 2,5 ton kedelai per hari untuk membuat tahu. Pabriknya pun diperluas, dari ukuran 40 meter persegi menjadi 500 meter persegi.

Pada 2001, pria penggemar makanan tahu dan ayam ini mendirikan pabrik tahu baru di Kelurahan Temas Kota Batu dengan luas 1000 meter persegi. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi di atas 1 ton per hari.

Di sela-sela semangatnya membesarkan usaha, kerikil-kerikil tajam pernah dilalui Sutrisno. Dirinya pernah tertipu oleh agen nakal yang tidak setor uang lebih dari satu minggu.

”Pernah sampai hilang ratusan juta. Tetapi ya itu harus dihadapi dan bangkit lagi,” tandas bapak yang kini menjabat Ketua DPC Partai Gerindra Kota Batu ini.

Ia juga pernah dirundung masalah naik turunnya harga kedelai yang tidak pernah stabil. Sehingga dirinya pun tidak bisa mematok keuntungan yang pasti.

Namun segala hambatan tersebut membuat Sutrisno kuat mental hingga sekarang. Ia pun berharap agar generasi keturunannya semakin kreatif dalam mengelola pabrik tahu tersebut.

”Anak-anak sekarang kan mestinya jauh lebih pintar. Saya berharap produk tahu ini bisa naik kelas. Tidak hanya dijual ke pasar, tetapi bisa masuk ke hotel-hotel dengan aneka olahan modern. Ini makanan masyarakat yang sehat,” harap bapak alumni Magister Manajemen Universitas Gajah Mada ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES