Peristiwa Daerah

AJI Malang Gelar Diskusi Pers Bebas dan Berkualitas

Kamis, 26 Mei 2016 - 14:03 | 34.30k
Ilustrasi. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, MALANG – Pers bebas mulai dirasakan setelah Presiden BJ Habibie mengeluarkan Undang-Undang Pers Nomor 40 tahun 1999. Sejak saat itu pemerintah tidak mengintervensi dan mengontrol media masaa di Tanah Air. Setelah adanya pers bebas dan masuk era reformasi, setidaknya ada 1.389 media cetak baru, atau terbit lima media per hari.

Melihat banyaknya kemunculan media massa baru, Dewan Pers mengklasifikasikan perusahaan pers atau media menjadi tiga kelompok, yaitu pers profesional, partisipan, dan abal-abal. Pada masa reformasi media partisipan mulai berkembang. Namun setelah pemilu 2014 jumlah media partisipan justru bertambah. Sementara itu, media abal-abal merupakan media yang terbit tidak rutin dan tak memiliki penanggung jawab yang jelas. Bahkan media ini kerap digunakan untuk kejahatan seperti pemerasan, dan tindakan pidana lainnya.

Dalam mewujudkan pers bebas dan berkualitas, AJI Malang akan menggelar diskusi publik berjudul mewujudkan pers bebas dan berkualitas di Universitas Widya Gama, 28 Mei 2016 mendatang. Diskusi ini akan dihadiri anggota Dewan Pers Jimmy Silalahi, Ketua Jurusan Komunikasi Universitas Brawijaya Malang Bambang D. Prasetyo dan Ketua AJI Malang Hari Istiawan.

"Kerisauan publik atas independensi media massa harus dijawab. Jangan biarkan publik semakin tak percaya dengan media," ujar Ketua AJI Malang, Hari Istiawan, Rabu (25/6/2016).

Saat ini ada beberapa anggapan bahwa banyak pers daerah asal terbit. Bahkan hanya segelintir pers daerah yang sehat secara bisnis.
 Kondisi ini menyebabkan iklim bisnis dan iklim demokrasi menjadi tak sehat. Ironinya banyak perusahaan pers di daerah bersekutu dengan pimpinan daerah atau kandidat kepala daerah.

Keberpihakan ini, lanjutnya, terlihat selama Pemilu 2014, Pemilihan Presiden, dan Pilkada serentak 2015.

 Bahkan banyak pula jurnalis yang terjebak kepentingan pragmatis, menjadi tim sukses kandidat kepala daerah.

Diskusi publik ini akan mengurai persoalan perusahaan pers di daerah serta bagaimana mewujudkan perusahaan pers di daerah yang bebas namun menjaga kualitas. Mampu menjaga independensi dan berfungsi sebagai kontrol sosial. 

Diskusi ini merupakan rangkaian Bazar Media 2016 yang digelar memperingati 11 tahun AJI Malang dan merayakan hari kebebasan pers Internasional. Selain diskusi, Bazar Media ini juga memamerkan karya jurnalistik siswa SMA sederajat dan mahasiswa di Malang berbentuk media cetak, media siber, audio dan audio visual. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Siska Febrina

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES