Peristiwa

Pola Terasering, Lukisan Petani Pencegah Longsor

Kamis, 26 Mei 2016 - 10:48 | 93.71k
RAPI: Dengan penataan terasering yang rapi dan sambung menyambung membuat sistem pertanian ini menyerupai lukisan alam bila dilihat dari kejauhan. (Nurliana Ulfa/BatuTIMES)
RAPI: Dengan penataan terasering yang rapi dan sambung menyambung membuat sistem pertanian ini menyerupai lukisan alam bila dilihat dari kejauhan. (Nurliana Ulfa/BatuTIMES)

TIMESINDONESIA, BATU – Kondisi geografis Kota Batu yang berada di perbukitan membuat pola pertanian yang digunakan beberapa masyarakatnya berbentuk terasering.

Sebagai sistem pertanian, pola terasering itu menjadi salah satu pemandangan wisata yang menarik dan asri bagi masyarakat perkotaan yang datang ke Kota Batu. Pola itu membentuk semacam lukisan bergaris di bukit-bukit yang dilalui wisatawan.

Pola tanam yang dibuat seperti tangga di lereng bukit ini biasanya diterapkan di daerah yang memiliki kemiringan 45 hingga 65 derajat. Salah satunya adalah di Dusun Kungkuk Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

Di tanah ini terdapat kebun warga yang ditanami aneka ragam sayuran, seperti wortel, brokoli, kubis, sawi. Di setiap satu larik kebun, terdapat cekungan tanah yang berfungsi sebagai penampung air irigasi.

Air irigasi itu berasal dari air hujan maupun air dari tandon yang diguyurkan langsung dari atas ke bawah.

Air itu akan mengisi relung-relung teras dan menggenang terlebih dahulu sehingga membasahi deretan teras tersebut. Dengan begitu, masing-masing deret lahan mendapatkan pengairan yang cukup.

Lahan di lereng bukit tersebut tidak hanya menguntungkan bagi petani karena tetap sanggup menggarap sawahnya. Namun juga bermanfaat untuk konservasi alam dan menghindari bencana, mencegah banjir dan longsor.

”Salah satu ancaman di Kota Batu ini adalah banjir dan longsor. Dengan bercocok tanam menggunakan pola terasering, maka dapat mencegah terjadinya dua hal tersebut," jelas Sasmito, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu.

Menurut Sasmito, pola tanam terasering memiliki beberapa fungsi, yaitu menyerap air hujan, mencegah erosi tanah, dan terpenting adalah meminimalisir terjadinya banjir dan longsor. Pola itu juga membentuk pemandangan indah bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES