Ekonomi

Harga Mahal, Jagung Hibrida Tidak Diminati Petani

Minggu, 22 Mei 2016 - 16:54 | 65.53k
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Bangkalan, Abdullah Fanani. (Foto: Doni Heriyanto/BangkalanTIMES)
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Bangkalan, Abdullah Fanani. (Foto: Doni Heriyanto/BangkalanTIMES)

TIMESINDONESIA, BANGKALAN – Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Bangkalan, Abdullah Fanani mengaku banyak masyarakat mengeluh lantaran mahalnya bibit jagung hibrida. Saat ini, jumlah petani jagung hibrida masih berkisar antara 10 hingga 20 persen dari petani yang ada di wilayah setempat. 

"Kami tetap berupaya meyakinkan masyarakat bahwa bibit unggul jagung atau Hibrida sudah cocok dengan lokasi di Madura umumnya dan Bangkalan khususnya," ucap Fanani, Minggu (22/5/2016).

Menurutnya, sekalipun mahal pihaknya tetap melakukan sosialisasi lewat mantri tani yang ada di lapangan untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat terkait kualitas jagung Hibrida.

"Butuh kesabaran menghadapi petani," imbuhnya.

Fanani menyebutkan daerah terbanyak menghasilkan jagung adalah Kecamatan Konang, Geger, Modung, dan Galis. Namun untuk rinciannya, dia tidak dapat menyebutkan lantaran tidak hafal pasti. Yang jelas, menjelang musim penghujan kebutuhan petani terhadap jagung terus meningkat.

"Kualitas jagung hibrida dengan lokal sangat jauh berbeda," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement




TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES