Wisata

Bedengan, Wisata Alternatif Hindari Polusi Kota

Jumat, 20 Mei 2016 - 20:54 | 322.12k
Bedengan, Hamparan hutan pinus yang dikelola Perum Perhutani berada di Dusun Gumuk, Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (Foto: Ferry/MalangTIMES)
Bedengan, Hamparan hutan pinus yang dikelola Perum Perhutani berada di Dusun Gumuk, Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (Foto: Ferry/MalangTIMES)

TIMESINDONESIA, MALANG – Semakin berkurangnya ruang hijau di perkotaan yang teduh dan kaya oksigen, membuat warga urban 'sibuk' mencari tempat untuk sekadar menghirup udara bersih dan terbebas dari hiruk pikuk aktivitas.

Bedengan, bisa menjadi alternatif warga Kota Malang dan sekitarnya. Lokasinya relatif tidak terlalu jauh dari kawasan perkotaan. Hamparan hutan pinus yang dikelola Perum Perhutani berada di Dusun Gumuk, Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Dari Kota Malang, bisa menyisir jalan di wilayah Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru menujur ke barat. Sebelum sampai di Bedengan, pengunjung akan dimanjakan hamparan tanaman jeruk para petani Desa Selorejo. 

Akses jalan memadai, meski kerusakan terlihat pada aspal yang mengelupas di sepanjang lahan pertanian jeruk menuju Bedengan. Sejenak kita dimanjakan pijatan jalan berbatu (makadam -red). 

Entah kenapa ada sebagian ruas jalan yang belum terjamah aspal. Seolah disisakan sebagai pembeda, meski jalan beraspalnya juga banyak terkelupas. Mungkin bukan aspal kualitas nomor wahid yang dipakai. 

Sudahlah..tinggalkan sejenak masalah aspal dan kondisi jalan berbatu. Bisa jadi, nilai alami dan kenikmatan perjalanan lebih terasa nyata saat pengunjung menikmati jalan makadam tanpa sentuhan ter (bahan pembuat aspal).  

Pengunjung akan disambut penjaga loket masuk sekaligus juru parkir. Perjalanan terhenti sejenak, untuk membayar Rp 8ribu atas dua karcis sebagai tanda bukti telah dipenuhinya kewajiban sebelum menikmati udara yang relatif bersih dan sejuk.

Akhirnya kita bisa menikmati udara segar di hamparan pohon  pinus. Air jernih yang mengalir di kali kecil sisi hutan, membangkitkan syahwat untuk berlama-lama di Bedengan.

hutan-pinusmUt2M.jpg

Musim 'puncak' pengunjung, terjadi Jumat sampai Minggu. Jumlah pengunjung bisa meningkat hingga dua kali lipat. 

"Rata-rata sehari 50 pengunjung datang ke Bedengan," ujar‎ Candra Budiarjo, penjaga loket Bedengan.

Pengunjung lebih banyak datang dari lokal Malang. Meski tidak sedikit yang berkemah dalam rombongan berasal dari luar Malang. Seperti penuturan Candra, minggu lalu, rombongan anak-anak pecinta musik punk dari 10 kota di Indonesia, datang ke Bedengan. "Mereka camping sama ada acara musik band-nya. Ramai, mas," tutur pemuda Dusun Gumuk yang memilih tidak lagi bersekolah ini.

Kenikmatan menghirup udara segar tanpa harus berkendara jauh, menjadi potensi yang ditawarkan dan disajikan Bedengan. 

Saat berada di tengah hutan Bedengan, berhentilah untuk membaca kata-kata dalam bentangan spanduk:

"Tahukah Anda! Pohon menghasilkan 1,2 kg oksigen per hari. Manusia membutuhkan 0,5 kg oksigen per hari. 1 pohon menunjang 2 orang (kata ini tertulis dalam huruf lebih besar dan tebal -red). Menebang 1 pohon berarti membunuh 2 orang"

Selamat menikmati limpahan oksigen di Bedengan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : =

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES