Ekonomi

Peternak Indonesia Malah Anjurkan Pemerintah Impor Sapi

Jumat, 13 Mei 2016 - 16:35 | 46.76k
Ilustrasi impor sapi (Foto: waspada)
Ilustrasi impor sapi (Foto: waspada)

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) menegaskan jika Indonesia masih membutuhkan sapi impor menyusul tingginya konsumsi daging sapi di dalam negeri.

"Memang sekarang ini kebutuhan daging di dalam negeri sangat tinggi seiring dengan kebutuhan masyarakat Indonesia akan gizi yang baik," terang Ketua Bidang III PPSKI, Bambang WHEP di Semarang, Kamis (12/5/2016).

Berdasarkan data PPSKI saat ini, kebutuhan daging sapi secara nasional mencapai 300 ribu ton/tahun. Dengan total kebutuhan itu, ketersediaan ternak sapi di Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setiap tahunnya.

Saat ini, jumlah sapi di Indonesia mencapai 14 juta ekor dengan jumlah peternak 5 juta orang. Dengan jumlah itu, Indonesia masih harus mengimpor 600 ribu ekor sapi tiap tahun. Impor perlu dilakukan karena tidak semua sapi siap dipotong dan dikonsumsi. Ada yang khusus untuk dikembangbiakkan.

Selain itu, tidak semua peternak sapi adalah peternak komersial yang fokus melakukan ternak untuk konsumsi masyarakat. "Dari data kami, jumlah peternak komersial di Indonesia tidak lebih dari 5 persen dari total 5 juta peternak tadi," ujarnya.

Meski demikian, pihaknya meminta kepada Pemerintah agar impor dilakukan secara hati-hati. Salah satu yang harus dilakukan adalah tidak mengimpor sapi dari negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK). "Pada dasarnya jangan sampai impor ini justru merugikan peternak," paparnya.

Pemerintah juga diminta tetap menjaga minat masyarakat untuk mau beternak sapi dan kerbau. Salah satu upayanya adalah impor tidak langsung digelontorkan begitu saja. "Kalau impor digelontorkan terus bisa-bisa menurunkan minat peternak untuk beternak sapi," pungkas Bambang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Dhian Mega
Sumber : Antara News

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES