Peristiwa Bondowoso Republik Kopi

Ini Cara Bedakan Kopi Berkualitas dan Tidak

Rabu, 11 Mei 2016 - 13:16 | 110.00k
Kopi Arabika Bondowoso yang dipamerkan dalam uji coba cita rasa oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia saat Temu Lapang Kopi di Desa Andungsari, Bondowoso, Selasa (10/5/2016). (Foto : Ika Kalia/BondowosoTIMES)
Kopi Arabika Bondowoso yang dipamerkan dalam uji coba cita rasa oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia saat Temu Lapang Kopi di Desa Andungsari, Bondowoso, Selasa (10/5/2016). (Foto : Ika Kalia/BondowosoTIMES)
FOKUS

Bondowoso Republik Kopi

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Kebiasaan minum kopi sudah menjadi salah satu rutinitas wajib bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Bukan hal yang aneh mengingat Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ketiga di dunia. Indonesia juga menjadi salah satu negara penghasil kopi speciality terbaik di dunia. Tapi tahukah anda bagaimana cara membedakan kopi berkualitas dan tidak?

Kepala Bidang Laboratorium Uji Cita Rasa Kopi, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia, Yusianto menjelaskan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membedakan kualitas kopi.

Pertama adalah dengan melihat fisik kopi utamanya dari warna. Biji kopi yang baik, kata Yusianto adalah biji kopi yang warnanya hijau cenderung ke biru.

“Setelah itu dilihat cacatnya kopi. Semakin banyak nilai cacat semakin rendah kualitas kopi. Cacat yang dimaksud biji hitam, biji lubang satu, lubang dua, hitam, hitam sebagian, sampai biji pecah,” kata Yusianto saat berbincang dengan BondowosoTIMES, Selasa (10/5/2016).

Setelah melihat fisik kopi, barulah beralih ke cita rasa yang bisa diamati dari warna kopi usai penggorengan (sangrai). Kopi dengan cita rasa berkualitas, kata Yusianto, tergantung pada tingkat kematangan saat proses sangrai.

“Sangrai dengan tingkat medium, hasil terbaik adalah warna coklat celana pramuka, bukan hitam loh ya. Itu warna standart gorengan terbaik,” jelasnya.

Saat pengorengan, biji kopi harus mengalami pengembangan yang artinya berat biji kopi turun, tapi bobotnya mengembang. Dijelaskan Yusi, berat kopi pasca sangrai akan berkurang antara 15 – 20 persen. Sementara pengembangannya (pembengkaan penangkapan) bisa mencapai 50 persen.

“Setelah itu masuk ke proses penggilingan menggunakan mesin grinder atau penggiling kopi. Penggilingan pun ada tekniknya yakni setengah halus dengan ukuran partikel antara 1 – 1,5 mm. Setelah itu coba hirup aromanya apakah ada aroma asing atau tidak,” jelasnya.

Proses selanjurnya adalah menyeduh kopi dengan takaran 8,5 – 10 gram menggunakan 150 – 200 ml dengan suhu minimal 92 derajat celcius. Setelah diseduh, biarkan kopi selama 5 menit tanpa diaduk.

“Kopi yang bagus bisa dilihat pasca diseduh. Cium lagi aromanya kalau ada bau rempah, buah atau coklat berarti itu kopi bagus,” ungkap Yusianto.

5 menit pasca diseduh air, buang buih kopi dan biarkan dalam suhu 70 derajat celcius. Setelah itu, seruput kopi yang sudah diseduh.

Dengan menerapkan cara ini saat akan membeli kopi, menurut Yusi, anda bisa mendapatkan kopi berkualitas dengan cita rasa tinggi (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES