Kuliner

"Nasi Uduk Unit Lapar Darurat" Pak Cipto Laris Manis

Minggu, 17 April 2016 - 13:28 | 196.32k
Cipto Bersama Sepeda Motornya Siap Mengantar Nasi Bungkus (foto: Edi Siswanto/PURBALINGGA TIMES)
Cipto Bersama Sepeda Motornya Siap Mengantar Nasi Bungkus (foto: Edi Siswanto/PURBALINGGA TIMES)

TIMESINDONESIA, PURBALINGGA – Nasi Uduk, nasi kuning, nasi terik ayam, nasi terik telor dan nasi tongkol, menjadi menu nasi bungkus yang dijual oleh Cipto (48) warga Jalan Kenanga, Perumahan Penambongan, Kota Purbalingga.

Bapak berputra satu ini, telah menekuni usaha  berjualan nasi bungkus hampir lima bulan. Sebelumnya, dengan sepeda pancal, karena sepedanya sering rusak, pelanggan juga bertambah dan jauh, kini Cipto berganti menggunakan sepeda motor.

Usaha nasi bungkus produksi rumahan ini, di buat sendiri sang istri. Sementara, Cipto berkeliling menjual nasi bungkus di warung sekitar kota Purbalingga dan kantin sekolah atau pada acara kerja bakti.

Dalam sehari, Cipto bisa menjual 50 sampai 100 nasi bungkus , dengan harga yang cukup murah yakni hanya Rp 3 ribu sampai Rp 5 ribu rupiah.

Cipto mulai beraktivitas berjualan sejak subuh hingga pukul 8 pagi. Namun, kadang tidak berkeliling karena habis dijual dirumah.

Selanjutnya, Cipto meneruskan usaha bengkel sepeda dan tambal ban sambil berjualan bensin dilingkungannya.

“Sebenarnya usaha jualan nasi uduk, adalah usaha lama istri dirumah, namun setelah saya mencoba menjual ke warung warung di pinggir jalan dengan nama Nasi Uduk Unit Lapar Darurat, ternyata tambah laku. Maka saya terus berjualan nasi uduk, sementara istri yang memasak di rumah” ucapnya Minggu (17/4/2016).

“Nama Nasi Uduk Unit Lapar Darurat, saya dapat ide ketika saya di ruang unit gawat darurat mau menjenguk orang sakit. Tapi ternyata kondisi saya merasa  lapar sekali, sampai saya bingung, mau makan dulu atau menjenguk. Sampai ahirnya saya ngomong sendiri, wah ini unit lapar darurat,” aku Cipto sambil tertawa.

Menurutnya, dengan nama yang menarik bisa menjadi daya tarik pembeli. Namun pelayanan dan kualitas nasi bungkusnya tetap dijaga, agar konsumen tidak kecewa.

Untuk sementara Cipto masih membatasi pesanan dan pembelian dari jam 5 subuh sampai  jam  8 pagi saja, karena keterbatasan produksi nasi bungkus uduknya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : Purbalingga TIMES

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES