TIMESINDONESIA, BANGKALAN – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bangkalan, KH Syarifuddin Damanhuri menjamin ratusan pondok pesantren (Ponpes) yang tersebar di seluruh wilayah setempat terbebas dari pengaruh dan peredaran narkoba.
Pernyataan tersebut, menyikapi status Bangkalan yang masuk dalam zona merah ataupun sebagai daerah darurat narkoba. Terlebih, sebelumnya BNN menyatakan telah mengungkap peredaran narkoba di lingkungan pesantren.
“Saya jamin, semua ponpes dan santri di Bangkalan terbebas dari peredaran narkoba,”tegas KH Syarifuddin Damanhuri, Selasa (29/3/2016).
Menurutnya, peredaran narkoba memang menjadi musuh bersama dan haram hukumnya. Ponpes sebagai institusi pendidikan selalu mengedepankan nilai-nilai agama Islam dan sangat menekankan kepada para santri agar berpegang teguh terhadap al-qur'an dan hadist.
"Artinya, Santri sudah sangat paham membeda antara yang halal dan haram," jelasnya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Nurul Cholil Bangkalan, KH Hasani Zubair menuturkan, penerimaan santri disetiap ponpes sangat ketat. Misalnya, sebelum di terima sebagai santri terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan urine santri yang bersangkutan.
"Termasuk juga di internal ponpes masing-masing juga dilakukan pengawasan selama 24 jam," papar Ra Hasani sapaan akrbanya.
Ketua GP Anshor ini meyakini kemungkinan narkoba untuk masuk ponpes sangat kecil. Akan tetapi, pihaknya tetap mewaspadai maraknya peredaran barang haram tersebut.
“Kami mendukung di Bangkalan segera dibentuk BNK untuk menangkal semakin meluasnya peredaran obat-obatan terlarang itu,” tandasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
