Kopi TIMES

Salam Sejahtera untuk Banjir Sampang

Sabtu, 27 Februari 2016 - 21:09 | 112.12k
Banjir di Sampang dengan ketinggihan lebih dari 1 meter (Foto: Istimewa)
Banjir di Sampang dengan ketinggihan lebih dari 1 meter (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, SAMPANGJIKA banjir datang satu kali hingga banyak menelan korban, barangkali ujian dari Tuhan. Namun, bila datang berkali-kali dan setiap musim selalu terjadi, tak pantas menyebut itu adalah ujian. Manusia sudah diberi hak untuk terus berusaha dan mengusahakan dengan mencegah timbulnya sesuatu yang tidak diinginkan.

Jika tidak mau dengan musibah itu tiba, telah dari sejak awal diantisipasi. Tak berani bermain api jika tidak ingin terbakar. Menjauh dari awal sebelum semua terjadi. Tetapi, ketika memang sengaja larut dalam lingkaran setan birokrasi, maka tak bisa dielakkan petaka akan terjadi.

Banjir di Kabupaten Sampang, Madura yang setiap saat selalu terjadi, pasti banyak merugikan, baik material, sosial dan lain-lain.

Saya kadang menangis, sedih dan terharu. Sebab, setiap musim penghujan musibah itu menyapa. Nyaris bisa dipastikan bahwa banjir setiap tahun.

Kali ini, Sabtu (27/2/2016) kembali dilanda banjir. Saya menangis kasihan kepada anak-anak yang seharusnya konsentrasi mengikuti pelajaran, menjadi terhenti. Kegiatan pemerintahan lumpuh. Ekonomi masyarakat terhenti.

Semua berhenti memberusaha mencegah air. Membersihkan sampah yang masuk ke rumah-rumah. Tapi sayang, banjir belum bisa menghanyutkan koruptor. Terlalu licin barangkali.

Pemerintah daerah telah mengusahakan dengan melakukan pengerukan pada sungai agar tak meluap saat air hujan datang. Namun, upaya itu sia-sia. Banjir tak bisa dielakkan. Warga menjadi korban.

Bagi saya, upaya pemerintah untuk mengatasi banjir datang kembali sudah cukup bagus. Namun, tak tepat sasaran.

Saya kemudian berfikir, pelaksanaan pembangunan yang tak visioner dan hanya mementingkan kepentingan diri, bukan publik, masyarakat yang akan menjadi korban.

Bencana banjir terjadi akibat tingginya curah hujan, kondisi penampung sungai yang tidak mampu lagi menampung debit air, kondisi morfologi sungai yang berkelok-kelok, serta sistem drainase yang sudah tidak berfungsi dengan baik. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES